DILD mencuatkan hotel ke kawasan timur



Development Tbk (DILD) untuk ekspansi ke kawasan timur Indonesia mulai terwujud. Melalui anak usahanya, PT Intiwhiz International, perusahaan itu baru saja menggelar topping off hotel Whiz di Jalan Jenderal Sudirman, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Ini adalah hotel Intiwhiz yang pertama di Indonesia Timur. Moedjianto Soesilo Tjahjono, Presiden Direktur Intiwhiz, mengatakan bahwa pengembangan jaringan ke Balikpapan merupakan strategi perusahaan untuk masuk ke Indonesia Timur, khususnya pusat bisnis di Kalimantan Timur. Maklum, kota minyak tersebut memang menjadi magnet bagi investor.

Salah satu cerminannya adalah angka pertumbuhan penumpang Bandara Sepinggan yang pada tahun lalu mencapai 6,6 juta orang. "Setelah perluasan, bandara tersebut akan menampung 10 juta orang pada tahun 2017," ujar Moedjianto, Kamis (4/7).


Hal ini tentu menjadi berkah bagi pebisnis hotel. Hotel Whiz Balikpapan menempati lahan seluas 1.200 meter persegi (m²). Hotel ini terdiri dari 160 kamar, ditambah ruang pertemuan dengan kapasitas sekitar 80 orang.

Selain Whiz Balikpapan, Intiland berencana membuka tiga hotel lagi tahun ini. Ketiga hotel itu adalah Whiz Cikini Jakarta Pusat, Grand Whiz Nusa Dua Bali, dan Whiz Kelapa Gading Jakarta Utara.

Hotel-hotel anyar ini akan melengkapi empat hotel yang sudah beroperasi sebelumnya. Sehingga, di akhir tahun jumlah hotel Intiwhiz akan menjadi delapan unit. Asal tahu saja, Whiz merupakan hotel bujet, sedangkan Grand Whiz berbintang tiga.

Hingga tahun 2014, Intiwhiz sudah mendapat lahan untuk membangun 31 hotel lainnya. Mayoritas berlokasi di luar Jakarta, seperti Palembang, Pekanbaru, Malang, Surabaya, Makassar, Palangkaraya, dan Manado.

Meski demikian, menurut Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono, sumbangsih bisnis perhotelan terhadap pendapatan perusahaan secara keseluruhan masih mini. "Tahun ini, kontribusinya di bawah 5%. Tahun depan pun, maksimal 5%," kata dia.

Archied mengaku, pihaknya masih mengkaji untuk memperbesar pendapatan dari bisnis perhotelan. Tahun ini, DILD membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 20% menjadi Rp 1,51 triliun manajemen optimistis target tersebut bisa tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri