Permasalahan pangan menjadi hal sensitif yang sering menimbulkan pro dan kontra. Dengan jumlah penduduk menurut data Kementerian Dalam Negeri per 30 Juni 2016 mencapai 257.912.349 jiwa, jumlah mulut yang harus tercukupi di Indonesia memang sangat besar. Di sisi lain, jumlah produsen pangan yaitu petani terus menurun. Data BPS, sampai Februari 2017 jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian hanya 39,68 juta orang atau 31,86% jumlah penduduk bekerja Indonesia. Dari jumlah itu sebagian besar berusia tua. Itu berarti hanya ada 15,38% petani untuk memenuhi seluruh kebutuhan pangan nasional. Masalah lain, menurun catatan Kementerian Pertanian (Kemtan), terjadi penurunan lahan pertanian 100.000 ha per tahun, dengan 80% terjadi di sentra produksi pangan. Dengan jumlah petani dan lahan garapan yang menurun, Kemtan mengklaim jumlah produksi pangan, terutama beras, terus meningkat bahkan surplus. Boleh jadi, produksi memang meningkat seiring besarnya jumlah subsidi pertanian, intensifikasi, dan industrialisasi pangan. Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa dengan klaim surplus pangan, harga di pasar masih tinggi bahkan cenderung mengalami kenaikan?
Dilema pangan
Permasalahan pangan menjadi hal sensitif yang sering menimbulkan pro dan kontra. Dengan jumlah penduduk menurut data Kementerian Dalam Negeri per 30 Juni 2016 mencapai 257.912.349 jiwa, jumlah mulut yang harus tercukupi di Indonesia memang sangat besar. Di sisi lain, jumlah produsen pangan yaitu petani terus menurun. Data BPS, sampai Februari 2017 jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian hanya 39,68 juta orang atau 31,86% jumlah penduduk bekerja Indonesia. Dari jumlah itu sebagian besar berusia tua. Itu berarti hanya ada 15,38% petani untuk memenuhi seluruh kebutuhan pangan nasional. Masalah lain, menurun catatan Kementerian Pertanian (Kemtan), terjadi penurunan lahan pertanian 100.000 ha per tahun, dengan 80% terjadi di sentra produksi pangan. Dengan jumlah petani dan lahan garapan yang menurun, Kemtan mengklaim jumlah produksi pangan, terutama beras, terus meningkat bahkan surplus. Boleh jadi, produksi memang meningkat seiring besarnya jumlah subsidi pertanian, intensifikasi, dan industrialisasi pangan. Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa dengan klaim surplus pangan, harga di pasar masih tinggi bahkan cenderung mengalami kenaikan?