Dilematis! PHRI catat 50 hotel di Yogyakarta gulung tikar, sebagian dijual



KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Data yang dihimpun Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat, sebanyak 50 hotel dan restoran di kota wisata tersebut gulung tikar atau tutup permanen. Bahkan, sebagian pengusaha memilih menjual hotelnya. 

Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan, hotel dan restoran bangkrut karena manajemen sudah tak mampu menanggung beban operasional sepanjang masa pandemi, lantaran pemasukan sangat minim. 

"Data kita, itu 50 hotel dan restoran sudah tutup, tidak beroperasi lagi dan karyawan dirumahkan, bahkan ada yang di PHK (pemutusan hubungan kerja)," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (3/2/2021). 

Ia mengungkapkan, hotel dan restoran yang tutup permanen tersebut memiliki tingkat kunjungan yang rendah, sehingga tak memiliki kesanggupan untuk membayar biaya bulanan seperti gaji karyawan, BPJS, sewa, hingga listrik. 

Baca Juga: Dafam Hotel terus lanjutkan ekspansi di tahun ini

Alhasil, sebagian pengusaha yang hotelnya tutup permanen bahkan memilih menjual hotel mereka. Deddy bilang, informasi penjualan hotel di Yogyakarta bisa ditemui di platform-platform online. 

"Jadi mati karena cashflow-nya sudah enggak punya apa-apa, makannya pilihan terakhir yang pahit adalah menjual. Ini memang belum ada laporan resmi ke PHRI, tapi mereka sudah menawarkan melalui online. Memang kondisi real-nya seperti ini sekarang," ungkap dia. 

Baca Juga: Bos Azana Hotel proyeksi bisnis hotel di 2021 bangkit, ini alasannya

Di samping itu, lanjut Deddy, sekitar 100 hotel dan restoran yang kini memilih tutup sementara. Hal ini jadi pilihan pengusaha untuk menekan kerugian yang semakin besar akibat ketidakpastian kondisi di masa pandemi. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie