Diminati Banyak Negara, East Natuna Juga Punya Simpan Potensi Minyak Bumi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengungkapkan urgensi pengembangan Lapangan East Natuna sangat penting karena memiliki potensi minyak bumi dan gas yang melimpah.

Asal tahu saja Blok East Natuna menyimpan potensi sebesar trilion cubic feet (Tcf) dengan potensi gas yang recoverable sebesar 46 Tcf.

Dwi bilang, cadangan gas bumi yang besar di sana bisa dialirkan ke Sumatra untuk memenuhi kebutuhan domestik. Tidak hanya itu, potensi gas ini pun juga dapat menambah cadangan devisa jika Indonesia bisa memasoknya ke negara tetangga.


“Selain itu, di sana ada lapangan minyak. Namun saya harus cek kembali cadangan minyaknya berapa,” jelasnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (9/12).  

Dwi bilang, minyak bumi di lapangan East Natuna cukup ekonomis untuk dikembangkan.

Baca Juga: KKKS Ekspor Minyak Mentah Tapi Indonesia Masih Gemar Impor

“Kita akan dorong minyaknya supaya cepat dan PT Pertamina sudah mulai serius untuk menyampaikan proposalnya,” ujarnya.

Dwi memastikan Pertamina tidak sepenuhnya cabut dari pengelolaan East Natuna. Sejauh ini, pihaknya juga masih berdiskusi dengan Pertamina dan pihak terkait untuk mengelola blok ini.

Nantinya, East Natuna akan dipecah menjadi beberapa wilayah kerja migas. Rencananya lapangan migas ini akan dibagi menjadi 3 blok, di mana D-Alpha merupakan blok migas yang paling besar.

“East Natuna itu kan ada beberapa lapangan, jadi yang Pertamina kembalikan tidak tertarik yang lapangan gas D-Alpha itu karena Co2 nya tinggi,” terangnya.

Adapun lapangan yang memiliki Co2 tinggi ini akan didiskusikan lebih lanjut ketika teknologi pemanfaatan karbon dioksida-nya sudah lebih maju.

Blok East Natuna ditemukan tahun 1973 dan hingga saat ini masih belum dikembangkan.

Baca Juga: SKK Migas: Pasokan Gas Untuk Industri Pupuk di 2023 Bisa Dipenuhi Dari Dalam Negeri

Pada 2016 Pemerintah Indonesia merencanakan untuk memproduksi lebih dulu cadangan minyak dahulu baru kemudian gasnya.  

Bahkan pada kala itu, pemerintah berencana membangun kilang minyak mini di tengah laut yang berkapasitas sekitar 20.000 barel per hari. Kilang ini disesuaikan dengan minyak Blok East Natuna yang diperkirakan 7.000-15.000 barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari