Dimulai dari Medan, Tokoin sasar penggunaan blockchain untuk UMKM



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Lembaga penelitian PricewaterhouseCoopers (PWC) menyebutkan, teknologi Blockchain sangat berpotensi mengguncang (disrupting) sejumlah jenis bisnis dan usaha secara global. Di Indonesia, sejumlah perusahaan rintisan (startup) banyak yang terjun mewujudkan itu. Salah satu di antaranya adalah Tokoin.io, yang salah seorang penggagasnya adalah Reiner Rahardja, seorang pengusaha muda Indonesia.

Langkah nyatanya adalah dengan memulai 'Roadshow to Grand Launching' di Medan, sebagai kota pertama dari 5 kota tujuan lainnya di Indonesia. Roadshow pada Rabu, 13 Februari 2019 ini ditujukan untuk merangkul para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) agar mereka memahami potensi besar menggunakan teknologi blockchain untuk mendukung kredibilitas bisnisnya. Tokoin.io adalah platform yang mengoptimalkan penggunaan Blockchain untuk membangun Identitas Bisnis Digital dan sistem Pembukuan Digital untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. "Pengusaha UMKM yang menggunakan Tokoin.io akan mampu meningkatkan kredibilitas profilnya.

Pada akhirnya, ini memudahkan UMKM untuk mendapatkan akses ke institusi terkait seperti institusi perbankan, asuransi, penyedia suplai dan logistik, dan lain-lain," kata Mutia Rachmi, Project Manager Tokoin dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (14/2). Berdasarkan hasil studi terhadap 600 eksekutif dari 15 negara mengenai potensi blockchain, yang dirilis PricewaterhouseCoopers (PwC) pada 27 Agustus 2018, disebutkan, blockchain mampu menghemat biaya dan meningkatkan kecepatan, jangkauan, transparansi dan pelacakan untuk berbagai proses bisnis. Secara khusus, pada tahun 2017, Dinas Koperasi dan UMKM (DiskopUMKM) Kota Medan mencatat, ada sekitar 2,8 juta Usaha Mikro dan Kecil di Provinsi Sumatera Utara. Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya. Dinas itu juga memetakan masalah umum yang dihadapi UMKM, di antaranya adalah rendahnya daya saing dan kurangnya akses permodalan ke koperasi dan UMKM.


"Peran Tokoin adalah sebagai fasilitator, membangun ekosistem digital bagi UMKM di Indonesia. Tokoin mempertemukan UMKM dan penyedia layanan keuangan yang sangat penting bagi perluasan bisnis UMKM, seperti bank, asuransi dan pengembang properti," ujarnya. Perihal regulasi di Indonesia terkait teknologi blockchain sesungguhnya sangat mengkomodir. Ini bisa dibuktikan dengan adanya Peraturan Menteri Perdagangan No. 99 tahun 2018 Tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Aset Kripto (Crypto Asset).

Selain itu ada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No 37 tahun 2018. Dalam aturan yang dirilis 31 Desember 2018 ini, proses urun dana (crowdfunding) berbasis teknologi informasi boleh menggunakan teknologi blockchain. Tokoin menawarkan solusi untuk mengatasi sejumlah hambatan yang dihadapi usaha rintisan dan pelaku bisnis UMKM. Dengan teknologi blockchain, data informasi dan latar belakang pelaku usaha yang kurang memenuhi standar reputasi yang diakui pemerintah dan institusi keuangan formal, akan diproses dan dievaluasi menjadi reputasi dan penilaian kredibilitas usaha. Dalam roadshow kali ini, Tokoin menjelaskan hubungan kerjasama yang dilakukan dengan Ralali.com, sebuah perusahaan marketplace business to business (B2B) terbesar di Indonesia, yang telah membantu UMKM untuk mengembangkan dan memperkuat bisnisnya secara digital.

Sejak berdiri pada tahun 2013, Ralali.com telah merangkul lebih dari 250.000 UMKM sebagai pengguna platform Ralali.com. Dengan memilih Ralali sebagai mitra bisnis, Tokoin yakin akan mampu mempercepat gagasan bisnis yang mampu menjawab kebutuhan akselerasi dan perkembangan UMKM Indonesia dengan menggunakan teknologi blockchain,” tegas Rachmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini