KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar Bitcoin (BTC) mengalami fluktuasi yang signifikan di awal tahun 2024. Volatilitas harga BTC salah satunya berasal dari persetujuan ETF Bitcoin Spot pada 10 Januari 2024 lalu. Harga Bitcoin sempat mencapai puncaknya di US$ 48.000, yang menyebabkan lonjakan besar dalam kapitalisasi pasar kripto. Namun, tidak lama setelah itu, harga kembali turun ke kisaran US$ 42.000, menandakan volatilitas yang tinggi di pasar. Persetujuan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) atas ETF Bitcoin spot telah menarik perhatian para pelaku pasar kripto. Dampak jangka pendek dari persetujuan ini telah mempengaruhi volatilitas harga Bitcoin.
Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengutarakan kekhawatirannya adanya potensi reaksi
sell the news di pasar Bitcoin. Pasar mungkin membutuhkan waktu untuk mengkonsolidasikan keuntungan setelah pengumuman penting seperti persetujuan ETF.
Baca Juga: Setelah ETF Bitcoin Spot Disetujui, ETF Ethereum Spot Dirumorkan Menyusul “Pasar Bitcoin saat ini masih memberikan sinyal
bearish. Persetujuan ETF oleh SEC membuka jalan bagi lebih banyak investor institusional, tetapi kita juga harus waspada terhadap volatilitas yang bisa terjadi sebagai reaksi pasar. Konsolidasi harga saat ini bisa menjadi momen penting sebelum kita melihat pergerakan besar berikutnya," ujar Fyqieh dalam siaran pers, Kamis (18/1). Meskipun harga Bitcoin cenderung menurun setelah lonjakan awal, masih ada kemungkinan tren naik. Analisis terkini menunjukkan bahwa BTC sedang menuju ke zona permintaan yang penting, yang bisa menjadi titik balik bagi tren harga selanjutnya. Fyqieh menuturkan bahwa telah terjadi penurunan drastis dalam volatilitas harga Bitcoin baru-baru ini. Harga BTC cenderung datar yang bergerak di sekitar level
support US$ 41.600. Kondisi ini diikuti oleh konsolidasi di sekitar level tersebut, yang berpotensi memicu kenaikan signifikan bila terjadi pemantulan harga dari area
support ini. "Likuiditas BTC masih mungkin menuju US$ 40.000, dan akan menimbulkan reaksi berantai di seluruh pasar, FUD, sentimen negatif dan semacamnya. Bitcoin diperkirakan bakal berlabuh paling rendah di angka US$ 38.500. Dari sana, kemudian harga akan mengalami
rebound ke angka US$ 39.000 hingga US$ 43.000. Meskipun ada antisipasi akan koreksi pasar, tapi optimis peluang beli yang ada," jelas Fyqieh. Fyqieh menyambut baik keputusan SEC dan melihatnya sebagai pendorong bagi adopsi Bitcoin yang lebih luas. Namun, dia juga menyadari bahwa mencapai adopsi luas mungkin memerlukan waktu lebih lama.
Baca Juga: Pajak Aset Kripto Bayangi Pertumbuhan Industri Kripto di Indonesia Menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Federal Reserve di akhir Januari mendatang, Fyqieh memprediksi pasar Bitcoin akan menjadi lebih aktif. Selain itu, komunitas kripto juga menantikan peristiwa
halving Bitcoin yang diharapkan akan memberikan dampak signifikan terhadap harga. Tokocrypto memandang bahwa tahun 2024 menjadi tahun yang penting bagi Bitcoin, dengan volatilitas yang tinggi dan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar. Keputusan SEC, reaksi pasar, serta peristiwa penting seperti FOMC dan
halving, semuanya akan berperan dalam menentukan arah harga Bitcoin ke depan. Meskipun ada faktor ketidakpastian, prospek jangka panjang pasar aset kripto tetap positif, dengan adopsi yang terus berkembang dan peningkatan minat dari berbagai pihak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi