KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyoroti kinerja lima Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina yang dinilai belum optimal pada Semester pertama 2019. Hal ini diungkapkan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto di Kantor Kementerian ESDM.
Baca Juga: Sumber Energi Andalan (ITMA) bukukan laba Rp US$3,92 juta di semester I 2019 Dwi mengungkapkan, dari 10 KKKS utama, ada enam KKKS yang realisasi
lifting-nya belum mencapai target APBN 2019 yang ditetapkan SKK Migas. "Lima diantaranya berasal dari Pertamina yaitu, Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PHE OSES, PHE ONWJ dan PKHT, sehingga ini menjadi
concern kami," sebut Dwi, Senin (29/7). Berdasarkan data SKK Migas, pada semester I 2019 realisasi
lifting minyak dari Pertamina EP baru mencapai 89% atau sebesar 75.293 bopd dari target APBN 2019 sebesar 85.000 bopd. Sementara itu
lifting PHM merupakan yang terendah dari lima KKKS milik Pertamina yakni 69% atau sebesar 34.680 bopd dari target yang sebesar 50.400.
Baca Juga: KPK selidiki dugaan transfer pricing batubara, ini komentar Ditjen Minerba KKKS lainnya yakni PHE OSES mencatatkan realisasi sebesar 87% atau sebesar 27.841 bopd dari target APBN 2019 sebesar 32.000 bopd. Sementara itu, PKHT mencatatkan realisasi yang tertinggi dengan persentase 95% atau sebanyak 10.663 bopd dari target APBN 2019 11.248 bopd. Satu KKKS lainnya, yakni PHE ONWJ sepanjang semester I 2019 mencatatkan realisasi sebesar 86% atau sebesar 28.405 bopd dari target yang sebesar 33.090 bopd. "Di ONWJ pada semester 2 mungkin akan terganggu apalagi ada kebocoran (gas), Proyek ini bisa saja tidak mencapai target
on stream nanti," sebut Dwi.
Baca Juga: Setelah di Jakarta, Baran Energy akan kenalkan Powerwall Rp 1 ke masyarakat Bandung Dwi melanjutkan SKK Migas mengharapkan sejumlah KKKS untuk melakukan upaya perbaikan kinerja. "Jangan sampai mana-mana yang diambil alih kelola oleh Pertamina malah terjadi penurunan," ujar Dwi. Langkah-langkah perbaikan kinerja menurut Dwi meliputi aspek teknologi serta transfer ilmu yang diharapkan dapat diimplementasikan dengan lebih baik. Selain itu SKK Migas mendorong Pertamina mempercepat investasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi