Dinilai potensial, Bank Mandiri bidik transaksi LCS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi perdagangan dan investasi menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS)  menjadi bisnis potensial bagi sektor perbankan. Melalui program ini, perbankan bisa menyediakan transaksi mata uang rupiah hingga ke luar negeri. 

PT Bank Mandiri Tbk, misalnya, menyediakan transaksi untuk perdagangan barang dan jasa, transaksi penerimaan dan pembayaran kompensasi tenaga kerja dan remitansi, penerimaan dan pembayaran sektor pemerintah, investasi antara nasabah LCS di negara mitra.

SVP Transaction Banking Wholesale Tri Nugroho mengatakan, pihak membidik market LCS yang beragam seperti nasabah perusahaan yang telah bertransaksi secara regular ke negara Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok dengan menggunakan mata uang internasional. 


"Secara historis, Bank Mandiri telah memiliki sebanyak 4 ribuan nasabah perusahaan yang bertransaksi ke negara-negara tersebut," kata Tri, beberapa waktu lalu. 

Baca Juga: Tingkatkan transaksi QRIS, Bank Mandiri gandeng 1,2 juta merchant

Sementara untuk segmen perorangan, sudah terdapat 18 ribuan nasabah individu yang didorong untuk melakukan transaksi LCS di Bank Mandiri. Melalui transaksi LCS, nasabah dapat bertransaksi melalui digital platform. Kemudian memperoleh kurs dan biaya tarif transaksi yang bersaing.

Sehubungan dengan diluncurkannya LCS dengan mata uang China yuan (CNY) oleh Bank Indonesia, saat ini Bank Mandiri sudah dapat melayani transaksi nasabah ke Tiongkok dengan framework LCS.  

"Pada tanggal 29 September 2021, Bank Mandiri telah sukses melaksanakan kesepakatan transaksi perdana untuk yuan atau rupiah menggunakan framework LCS untuk keperluan pelunasan commercial invoice salah satu nasabah," terangnya. 

Menurutnya, kesepakatan transaksi dapat dilakukan dengan prosedur yang cepat, tanpa hambatan, dan rampung dalam beberapa menit saja. 

Bank Mandiri Shanghai sebagai Bank ACCD partner juga sekaligus quoting bank di Tiongkok yang memiliki pengalaman operasional lebih dari 10 tahun. "Kami juga memiliki serta akses yang mumpuni kepada financial market baik di China maupun di Indonesia," terangnya.  

Selanjutnya: Sebanyak 102 fintech lending sudah terintegrasi pusdafil OJK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi