KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal minta pemerintah tak terburu-buru meratifikasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP). Perjanjian dagang terbesar di dunia tersebut dinilai memiliki dampak signifikan bagi Indonesia. Oleh karena itu, penghitungan secara matang perlu dilakukan untuk mencegah kerugian ke depan. "Tidak perlu terlalu buru-buru karena kita harus benar-benar cermat tidak asal ikut-ikutan," ujar Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (2/1). Sebagai informasi, 12 negara anggota RCEP telah mulai mengimplementasikan perjanjian tersebut. Selain Indonesia, terdapat Malaysia dan Filipina yang masih dalam proses ratifikasi.
Dinilai Tak Banyak Membantu, Pemerintah Diminta Tak Buru-Buru Meratifikasi RCEP
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal minta pemerintah tak terburu-buru meratifikasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP). Perjanjian dagang terbesar di dunia tersebut dinilai memiliki dampak signifikan bagi Indonesia. Oleh karena itu, penghitungan secara matang perlu dilakukan untuk mencegah kerugian ke depan. "Tidak perlu terlalu buru-buru karena kita harus benar-benar cermat tidak asal ikut-ikutan," ujar Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (2/1). Sebagai informasi, 12 negara anggota RCEP telah mulai mengimplementasikan perjanjian tersebut. Selain Indonesia, terdapat Malaysia dan Filipina yang masih dalam proses ratifikasi.