KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain bank digital dan bank besar, saham bank syariah juga tak kalah menarik untuk dikoleksi. Terlebih, bisnis perbankan syariah lebih berkembang lebih cepat dibandingkan bank konvensional. Maklum, secara nominal, pangsa pasar bank syariah terhadap industri perbankan juga masih sekitar 7%. Belum lagi, kelompok emiten bank syariah ini tengah memiliki rencana aksi korporasi penambahan modal dengan merilis saham baru atau
rights issue. Mengutip data RTI, saham Bank Syariah Indonesia (
BRIS) ditutup di level Rp1.440 pada perdagangan Selasa (31/5) atau meningkat 1,77% dalam sepekan terakhir. Adapun Bank BTPN Syariah (
BTPS) naik 3,39% dalam satu minggu terakhir ke posisi Rp 3.050. Lalu satu-satunya bank digital dari segmen syariah yakni Bank Aladin (
BANK) menguat 0,77% dalam sepekan terakhir di posisi Rp 1.955.
Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus menyatakan potensi bisnis perbankan di sektor syariah masih sangat terbuka lebar. Sejauh ini penetrasi syariah di pasar Indonesia masih sangat rendah yaitu baru sekitar 6,51% pada tahun lalu.
Baca Juga: Sempat Terbang Tinggi, Intip Prospek dan Rekomendasi Saham Blue Bird (BIRD) “Kalau kita bandingkan, tentu sangat jauh sekali dengan Malaysia yang sudah melakukan penetrasi hingga 30%. Hal ini yang mendorong perbankan Syariah masih memiliki
cookie yang begitu besar dalam sektor ini,” ujar Nico kepada Kontan.co.id pada Selasa (1/6). Hanya saja, Nico melihat dibutuhkan sumber daya manusia dan teknologi untuk mendorong penetrasi bertumbuh lebih cepat. Terlebih, ekonomi digital mulai mengambil peran dan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan. Oleh sebab itu, kami melihat hal ini yang akan mendorong perbankan syariah juga turut berbenah untuk menguatkan sumber daya nya. Secara fundamental, investor juga harus memilih perbankan yang memiliki nilai lebih secara sumber daya, baik manusia maupun teknologi. “Kuenya yang begitu besar, tidak akan mampu terserap sempurna kalau tidak diikuti dengan sumber daya yang mumpuni. Oleh sebab itu kita bisa melihat perbankan syariah yang memiliki sumber daya yang kuat,” jelasnya. Oleh sebab itu, ia memasang target harga saham BRIS sebesar Rp 2.000 sedangkan BTPS di level Rp 4.000 per lembar sahamnya. Ia menilai BANK bisa menjadi salah satu pilihan saham, namun masih tergolong muda.
Baca Juga: Marjin Berpotensi Tertekan, Simak Rekomendasi Saham HM Sampoerna (HMSP) Berikut Ini “Dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk tumbuh dan berkembang. Namun kami menyakini, dengan konsep digital yang diusung oleh BANK, akan mendorong dan mengakselerasi pertumbuhan dari BANK itu sendiri. Bank memiliki prospek yang menarik bagi yang ingin mengoleksinya secara jangka panjang,” paparnya. Adapun, BRIS tengah berencana melakukan
rights issue senilai Rp 5 triliun di kuartal ketiga 2022. Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam risetnya menyebut BRIS memiliki potensi yang signifikan untuk meningkatkan pangsa pasarnya yang baru 7% saat ini.
Editor: Tendi Mahadi