KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia mencatat kontraksi pertama dalam aktivitas manufaktur sepanjang sembilan bulan terakhir. IHS Markit mencatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Juli 2021 berada di 40,1. Level ini turun drastis dari bulan Juni yang tercatat di 53,5. Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit Jingyi Pan dalam laporannya mengungkapkan, sektor manufaktur Indonesia terhantam gelombang kedua Covid-19. Ini menyebabkan indeks output dan permintaan baru turun jauh ke wilayah kontraksi, atau indeks kurang dari 50. Lesunya aktivitas manufaktur juga berdampak pada emiten-emiten sektor basic materials atau sektor barang baku. Analis Erdhika Elit Sekuritas Hendri Widiantoro mencermati, sektor berisikan emiten-emiten yang berkaitan dengan bahan baku konstruksi, infrastruktur dan manufaktur. Oleh karenanya, sektor barang baku yang cenderung menurun 4,82% year to date (ytd) dinilai wajar. Mengingat pandemi Covid-19 yang masih membayangi.
Diperberat pengetatan aktivitas, sektor barang baku masih akan melambat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia mencatat kontraksi pertama dalam aktivitas manufaktur sepanjang sembilan bulan terakhir. IHS Markit mencatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Juli 2021 berada di 40,1. Level ini turun drastis dari bulan Juni yang tercatat di 53,5. Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit Jingyi Pan dalam laporannya mengungkapkan, sektor manufaktur Indonesia terhantam gelombang kedua Covid-19. Ini menyebabkan indeks output dan permintaan baru turun jauh ke wilayah kontraksi, atau indeks kurang dari 50. Lesunya aktivitas manufaktur juga berdampak pada emiten-emiten sektor basic materials atau sektor barang baku. Analis Erdhika Elit Sekuritas Hendri Widiantoro mencermati, sektor berisikan emiten-emiten yang berkaitan dengan bahan baku konstruksi, infrastruktur dan manufaktur. Oleh karenanya, sektor barang baku yang cenderung menurun 4,82% year to date (ytd) dinilai wajar. Mengingat pandemi Covid-19 yang masih membayangi.