Diproyeksi Tembus US$ 3.000 di Akhir Tahun, Harga Emas Spot Kembali Reli di Pagi Ini



KONTAN.CO. ID - JAKARTA. Harga emas terus menanjak di level tertinggi sepanjang masa. Faktor pemangkasan suku bunga acuan dan konflik geopolitik berpotensi mengantarkan emas bisa menembus ke level US$ 3.000 per ons troi.

Mengutip Bloomberg, Selasa (24/9), harga emas spot berada di level tertinggi sepanjang masa alias All Time High (ATH) setelah ditutup di level US$ 2.657,1 per ons troi. Reli harga emas pun berlanjut setelah dibuka menguat ke  US$ 2.658,36 per ons troi pada Rabu (25/9) pukul 06.45 WIB.

Sementara mengutip situs Logam Mulia, harga emas Antam berada di Rp 1.443.000 per gram, dengan harga buyback emas Antam berada di level Rp 1.238.000 per gram.


Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mencermati, kenaikan harga emas belakangan ini utamanya dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga The Fed. Seperti diketahui, bank sentral AS tersebut baru saja memangkas suku bunga 50 bps, pertama kali sejak Maret 2020.

Di sisi lain, eskalasi perang Timur Tengah dan perang Ukraina – Rusia turut mendukung lonjakan harga emas. Hal itu karena emas merupakan aset lindung nilai (safe haven) saat masa ketidakpastian seperti perang.

"Faktor kenaikan harga emas belakangan ini yakni kebijakan the Fed yang memangkas 50bps, serta eskalasi di Timur Tengah dan Ukraina," jelas Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (23/9).

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten Emas di Tengah Harga Cetak Rekor Tertinggi

Menurut Lukman, harga emas internasional kemungkinan masih akan naik sekitar 7%  ke level US$ 2.800 per ons troi, hingga kenaikan 15% ke level US$ 3.000 per ons troi pada akhir 2024. Sementara, emas Antam diperkirakan akan naik hingga 2,5% - 11,7%, menembus ke level Rp 1,5 juta per gram.

Posisi akhir tahun emas bisa menyentuh US$ 2.800 per ons troi dianggap sangat realistis, dengan potensi bisa mencapai US$ 3.000 per ons troi. Untuk harga emas Antam akan dipengaruhi oleh pergerakan rupiah karena harapannya rupiah juga berpeluang menguat di bawah Rp 15.000 per dolar AS, atau kisaran Rp 14.500 – Rp 14.700 per dolar AS.

Lukman menjelaskan, emas sampai akhir tahun akan didukung pemangkasan suku bunga acuan yang diperkirakan bisa dipotong dua kali lagi dengan total sebesar 75 bps. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) masih sulit diprediksi, namun kemungkinan paling tidak ada sekali pemangkasan sebesar 25 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari