KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia diperkirakan naik pada pekan ini. Sentimennya datang dari stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) yang menyusut. Prospek pelemahan suku bunga yang semakin dekat juga mendukung kenaikan harga minyak. Berdasarkan Trading Ekonomi, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,31% ke level US$ 82,35 per barel pada perdagangan Kamis (11/7) pukul 18.30 WIB. Kemudian, harga minyak Brent juga menguat 0,36% ke US$ 85,37 per barel. Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memperkirakan bahwa harga minyak mentah dunia akan terus menguat di sepanjang minggu ini, karena kondisi ekonomi global yang sudah membaik di tahun 2024. Ditambah, pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi diramal akan bergerak positif di angka 3,2%.
“Hal ini mengindikasikan bahwa permintaan untuk minyak mentah akan kembali makin naik lagi di tahun 2025,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (11/7). Ibrahim mengatakan, sentimen lainnya juga datang dari adanya pembersihan kilang-kilang minyak, sehingga membuat produksi untuk minyak mentah di Amerika Serikat mengalami penurunan yang cukup signifikan. Selain itu, dia menuturkan ekspektasi penurunan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini, juga menjadi sentimen yang membuat harga minyak mentah dunia naik.
Baca Juga: Pertumbuhan Permintaan Minyak Diprediksi Melambat karena Pangsa Pasar China Menyusut Pasalnya, jika dilakukan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan bank sentral lainnya, pertumbuhan ekonomi akan tumbuh. Dengan begitu, permintaan minyak mentah dunia berpotensi meningkat. “Apalagi penurunan suku bunga ini diprediksi tidak ada hubungannya dengan politik. Maka saya memprediksi, kemungkinan harga minyak mentah akan menembus US$ 83.000 per barel pada minggu ini,” kata dia. Dengan faktor-faktor tersebut, Ibrahim memproyeksi, harga minyak mentah WTI akan berada di sekitar US$ 83 per barel-US$ 85 per barel pada kuartal ketiga ini. Sedangkan di akhir tahun 2024, dia memperkirakan harga minyak bisa mencapai US$ 90 per barel. “Proyeksi harganya di akhir tahun kemungkinan akan tembus di level US$ 90 per barel, kalau memang sesuai ekspektasi bank sentral menurunkan suku bunga sebanyak dua kali,” umbuhnya. Sementara itu, untuk harga minyak Brent, dia memproyeksi harganya akan mencapai US$ 85 per barel-US$ 92 per barel pada kuartal ketiga 2024. Kemudian, pada akhir tahun, harganya diperkirakan akan berada di level US$ 90 per barel-US$ 95 per barel. Selaras dengan hal ini, Pengamat komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, harga minyak mentah dunia naik menyusul data permintaan yang kuat dari Badan Informasi Energi AS (EIA). Selain itu, Wahyu bilang, konflik yang terus berlanjut di Timur Tengah meskipun ada pembicaraan gencatan senjata, juga mendukung kenaikan harga lebih lanjut dengan menyebarkan kekhawatiran pasokan di antara para pelaku pasar.
Untuk itu, Wahyu menuturkan bahwa pergerakan harga minyak saat ini menunjukkan tren kenaikan yang stabil, kenaikan harga minyak yang stabil didorong oleh antisipasi permintaan bahan bakar yang kuat selama musim panas, terutama di Amerika Serikat, yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia. Lebih lanjut, dia memperkirakan harga minyak mentah WTI akan berada di level US$ 75 - US$ 85 per barel pada akhir kuartal ketiga ini. Sedangkan pada akhir tahun, diramal harganya akan mencapai US$ 90 per barel. Sementara untuk harga minyak brent, Wahyu memprediksi harganya akan mencapai US$ 83 per barel-US$ 95 per barel pada kuartal ketiga 2024. Kemudian, pada akhir tahun, harganya diperkirakan akan berada di level US$ 100 - US$ 120 per barel. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih