Direksi: ANTM-Freeport bisa saling menguntungkan



JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada tahun ini tetap mengandalkan emas sebagai basis pertumbuhannya. Hal ini menyikapi penurunan penjualan dari nikel dan feronikel yang menyusut akibat aturan pemerintah mengenai pelarangan ekspor raw material. Tahun lalu, kontribusi emas terhadap pendapatan ANTM lebih dari 70% dengan capaian penjualan melebihi target.

Dimas Wikan Pramudhito, Direktur Keuangan ANTM mengatakan bahwa untuk tahun ini dari total capex sebesar US$ 160 juta, sekitar US$ 40 juta kan dialokasikan khusus untuk proyek emas. Salah satunya adalah pabrik anode slime yang akan menggandeng dengan pihak ketiga untuk produksinya.

"Nanti kerjasama dengan PT Freeport Indonesia dan Smelting Gresik dari berapa nilai investasinya, nanti sudah kita plot dan alokasikan US$ 40 juta untuk nominalnya," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (12/4).

Kerjasama ini akan sama-sama menguntungkan baik bagi ANTM maupun pihak ketiga, pasalnya saat ini ANTM sudah memiliki peralatan untuk pemurnian dan peleburan dari anoda. Selain itu, ANTM sudah tersertifikan London Bullion Market Asosciation (LBMA) yang akan memberikan nilai tambah terhadap produk emas.

"Untuk proyek anode slime ini kami optimis, artinya secara keuangan sudah disiapkan kan ini kerjasama dengan pihak ketiga jadi masih ada negoosiasinya," lanjutnya.

Sebelumnya, Tedy Badrujaman, Direktur Utama ANTM mengatakan, perusahaan patungan itu nantinya akan membangun pabrik anode slime dan precious metal refinery yang ditargetkan berkapasitas produksi 6.000 ton. Namun dirinya masih enggan untuk membocorkan nilai investasi dari kerjasama dua perusahaan tambang emas raksasa tersebut.

"Di proyek anode slime dan precious metal refinery, kami bisa memiliki saham sekitar 30%-40%," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto