KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHS Markit mencatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Januari 2021 sebesar 52,2. Ini meningkat dari Desember 2020 yang sebesar 51,3. Direktur Ekonomi IHS Markit Andrew Harker melihat, sektor manufaktur Indonesia perkasa dengan pertumbuhan output dan pesanan baru. Bahkan, berada di antara yang terbaik dalam survei selama satu dekade terakhir. “Tren pada awal tahun ini bisa memberikan dorongan kepercayaan lebih lanjut,” ujar Harker dalam laporannya, Senin (1/2).
Permintaan baru memang tercatat meningkat pada awal tahun ini. Peningkatan dalam jumlah pesanan baru mendorong kenaikan produksi manufaktur lebih lanjut pada awal 2021. IHS Markit optimistis kenaikan permintaan baru menunjukkan pemulihan permintaan konsumen lebih lanjut. Walau sayangnya, pesanan ekspor baru kembali turun karena pandemi Covid-19 masih memengaruhi perdagangan ekspor.
Baca Juga: IHS Markit: Sektor manufaktur masih tetap dalam proses pemulihan Kepercayaan bisnis juga menguat pada bulan Januari 2021, dengan optimisme yang didorong oleh harapan akan berakhirnya pandemi dan pertumbuhan pesanan baru lebih lanjut. Tigaperempat responden optimistis output bakal naik selama tahun mendatang. Sentimen inilah yang mendorong optimisme bisnis menyentuh level tertingginya bahkan dalam empat tahun belakangan. Namun, Harker tak menampik sektor manufaktur Indonesia masih dalam jalur pemulihan pada awal tahun ini. Bahkan, masih tetap menemui batu sandungan. Salah satu aspek negatif yang muncul dari survei tersebut adalah soal pekerjaan yang masih turun pada bulan Januari 2021.
“Pekerjaan juga terus menurun sehingga perusahaan mengurangi jumlah pekerja. Meskipun, penurunan tingkat susunan staf terkini merupakan yang paling rendah dalam periode penurunan 11 bulan terakhir,” ujarnya. Dengan kondisi tersebut, waktu pengiriman dari pemasok menjadi lebih lama. Bahkan, menyentuh tingkat yang paling lama sejak bulan Mei 2020. Apalagi, adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada bulan Januari 2021 yang mendorong penundaan pengiriman. Namun, Harker menekankan, jalan menuju pemulihan sudah terlihat. Nah, dengan adanya batu sandungan ini membuat Indonesia sadar masih ada beberapa hal yang harus dibenahi agar pemulihan manufaktur bisa sepenuhnya terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi