KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi melancarkan rencananya untuk mengakuisisi perusahaan properti, PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) berencana menerbitkan saham baru lewat hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias
rights issue. Namun, kali ini perusahaan merombak ulang skema
rights issue ini. Meski tujuan
rights issue tetap sama, dalam prospektus baru yang dirilis Rabu (11/10), perusahaan mengubah harga penetapan
rights issue serta jumlah perbandingan hak atas pembelian saham baru bagi para pemegang saham. Jumlah saham baru yang diterbitkan pun diturunkan. Dalam prospektus baru tersebut, IKAI mengubah jumlah saham baru yang diterbitkan menjadi 3,32 miliar saham dari sebelumnya hampir 9,5 miliar saham. Nantinya, setiap pemegang lima saham lama berhak atas 21 saham HMETD. Setiap satu HMETD dapat dilaksanakan menjadi satu saham biasa seri B baru.
Harga pelaksanaan yang ditetapkan perusahaan naik menjadi Rp 107 per saham dengan nilai nominal sebanyak Rp 100 per saham, dari prospektus sebelumnya seharga Rp 103 per saham. Perubahan jumlah saham baru yang diterbitkan dan nilai pelaksanaan tersebut membuat jumlah incaran dana dari hajatan ini menurun. Dana segar yang diincar perusahan hanya Rp 355,65 miliar, turun sebanyak 63,64% dari sebelumnya Rp 978,15 miliar. Penerbitan saham baru ini memberikan tingkat dilusi sebesar 80,77%, lebih rendah dari dilusi pada prospektus sebelumnya sebesar 92,31%. Adapun jumlah pembeli siaga perusahaan dalam skema baru ini bertambah dari satu pembeli siaga menjadi lima. PT Mahkota Properti Indo (MPI) yang dulu menjadi satu-satunya pembeli siaga dalam
rights issue kini ditemani oleh Noble Well Holdings Ltd, Magical Land Investment Ltd, Wanderval Holdings Ltd, dan PT Regnum Investama Nusantara. Perombakan ini mengubah proporsi penggunaan dana hasil
rights issue. Awalnya, perusahaan berniat menggunakan 40,27% hasil
rights issue untuk akuisisi PT Mahkota Properti Indo Permata (MPIP), 11,54% untuk akuisisi PT Realindo Sapta Optima (RSO), 1,84% untuk mengakuisisi PT Mahkota Artha Mas (MAM), 1,54% untuk akuisisi PT Mahkota Properti Indo Medan (MPIM), dan sebanyak 44,80% untuk modal kerja dan pengembangan perseroan. Sementara itu, hasil perombakan skema
rights issue membuat perusahaan batal menggunakan dana segar tersebut untuk mengakuisisi MPIP. Dalam rencana baru perusahaan, sebanyak 33,74% atau Rp 120 miliar digunakan untuk mengakuisisi RSO, Sebanyak Rp 15,5 miliar atau 4,36% untuk mengakuisisi MAM, 4,29% atau Rp 15,25 miliar untuk akuisisi MPIM. Ketiga perusahaan properti ini memiliki lahan di kawasan Bali dan Medan. Perusahaan juga ikut mengubah rencana pengambilalihan saham tiga perusahaan properti tersebut. Awalnya perusahaan berencana melakukan transaksi akuisisi ini dalam bentuk sebagian penyetoran tunai dan sebagian penyetoran inbreng berupa sebagian saham RSO, MAM, dan MPIM yang dimiliki PT Mahkota Properti Indo. Skema penyetoran modal pun diubah seluruhnya menjadi penyetoran tunai.
IKAI juga akan menggunakan sebagian dana segar raihannya nanti untuk membayar utang ke beberapa pihak, dan modal kerja dan pengembangan perusahaan. Direktur Utama IKAI Teuku Johas Rafli mengatakan, perusahaan berharap
rights issue dan akuisisi ini bisa dilaksanakan secepatnya. "Kami menargetkan HMETD dan akuisisi tiga perusahaan ini dapat selesai sebelum akhir 2017. Hal ini bertujuan agar di awal tahun 2018 perusahaan dapat langsung fokus bekerja untuk menjalankan rencana kerja yang telah dibuat," ujarnya, dalam keterangan resmi. Perusahaan pun akan meminta restu dari para pemegang saham untuk penerbitan saham baru ini pada 12 Oktober 2017. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini