KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) akan meluncurkan layanan
fintech lending pada pertengahan tahun 2019. Layanan tersebut membidik nasabah dari kalangan milenial perkotaan. Direktur Teknologi Informasi Digital Pegadaian Teguh Wahyono mengaku, Pegadaian masih menunggu perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar bisa beroperasi secara resmi di semester II-2019. “Untuk izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan masih proses, karena kami belum mempunyai izinnya,” kata Teguh di Jakarta, Rabu (30/1).
Nantinya, Pegadaian akan membidik pasar fintech Pegadaian yang berbeda dari yang lain. Maka itu Pegadaian tengah mendalami permintaan pasar, serta mempelajari sistem dan bisnis fintech lending. Pegadaian juga akan berkolaborasi dengan lima hingga enam
fintech berbasis peer to peer (P2P)
lending. Melalui kerjasama ini, Pegadaian berperan sebagai
lender yang memberikan pinjaman ke debitur di platform
fintech. Harapannya, melalui kerjasama ini, Pegadaian bisa menyalurkan kredit sebesar Rp 1 triliun. Yang artinya, kolaborasi dengan
fintech bisa mengerek bisnis pembiayaan antara 5%-6% di tahun ini. Menurutnya, perjanjian kerjasama dengan satu
fintech akan rampung akhir Januari dan terealisasi pada Februari 2019. Perseroan menjadikan kerja sama awal ini menjadi acuan, bagi kerja sama berikutnya dengan perusahaan berbasis teknologi tersebut. Sayangnya, ia enggan menyebut nama-nama perusahaan
fintech yang diajak berkolaborasi. Yang jelas, perusahaan yang diajak untuk berkolaborasi adalah
fintech yang sudah berkembang besar.
Pegadaian juga terus mengembangkan berbagai inovasi baru untuk memperluas pasar dan menunjang pelayanan nasabah, antara lain Pegadaian Digital Service (PDS), Investasi Emas, Gadai Syariah, Gadai Tanpa Bunga dan memperbanyak jumlah agen Pegadaian untuk memperkuat inklusi keuangan. Kini Pegadaian tengah gencar memperluas pemasaran melalui jaringan digital, yang saat ini kontribusinya masih rendah. Dengan mempersiapkan dana untuk pengembangan informasi teknologi (IT) sebesar Rp 500 miliar di 2019, atau dua kali lipat lebih tinggi dari tahun lalu. “Kami sedang membangun digitalisasi sekaligus untuk memodernisasi bisnis Pegadaian supaya lebih cepat, murah, efisien dan layanannya lebih baik. Yang dulunya menggunakan kertas dan dikerjakan manusia, nanti pekerjaan dilakukan oleh mesin semua,” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi