KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa bisnis PLN Batam tidak sehat. Saat ini terjadi kekurangan (shortage) listrik sehingga bisa menjadi hambatan bagi investasi di Kota Industri tersebut. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu menceritakan beberapa hari belakangan sudah merasakan kondisi listrik di Batam. “Kita terbuka saja, reserve margin di PLTU Tanjung Kasam sangat menipis dan beberapa pelanggan yang punya genset meminta bantuan BBM dari PLN Batam untuk menyalakan gensetnya. Kalau begini kan sudah tidak sehat!,” ujarnya dalam acara Diseminasi RUPTL PT PLN Batam 2022-2032, Jumat (26/5). Maka itu dia meminta agar PLN Batam bisa memperbaiki sistem kelistrikan dengan pemeliharaan pembangkit listrik. Jisman bahkan juga menyebut kondisi Batam secara inti bisnis (core business) tidak sehat karena reserve margin atau persentase kapasitas terpasang tambahan listrik atas permintaan puncak tahunan hanya 3% yang seharusnya 15%. Dia bilang, Batam merupakan salah satu wilayah Indonesia yang diandalkan sebagai wilayah industri dan ramah investasi bagi negara luar. Namun, kalau kebutuhan energinya sedemikian rupa, tentu sungguh mengkawatirkan.
Dirjen Ketenagalistrikan Jisman: Bisnis PLN Batam Tidak Sehat
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa bisnis PLN Batam tidak sehat. Saat ini terjadi kekurangan (shortage) listrik sehingga bisa menjadi hambatan bagi investasi di Kota Industri tersebut. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu menceritakan beberapa hari belakangan sudah merasakan kondisi listrik di Batam. “Kita terbuka saja, reserve margin di PLTU Tanjung Kasam sangat menipis dan beberapa pelanggan yang punya genset meminta bantuan BBM dari PLN Batam untuk menyalakan gensetnya. Kalau begini kan sudah tidak sehat!,” ujarnya dalam acara Diseminasi RUPTL PT PLN Batam 2022-2032, Jumat (26/5). Maka itu dia meminta agar PLN Batam bisa memperbaiki sistem kelistrikan dengan pemeliharaan pembangkit listrik. Jisman bahkan juga menyebut kondisi Batam secara inti bisnis (core business) tidak sehat karena reserve margin atau persentase kapasitas terpasang tambahan listrik atas permintaan puncak tahunan hanya 3% yang seharusnya 15%. Dia bilang, Batam merupakan salah satu wilayah Indonesia yang diandalkan sebagai wilayah industri dan ramah investasi bagi negara luar. Namun, kalau kebutuhan energinya sedemikian rupa, tentu sungguh mengkawatirkan.