JAKARTA. Pemerintah menyampaikan asumsi pertumbuhan ekonomi terbaru 2014 yaitu di kisaran 5,8%-6%. Sebelumnya, dalam bujet APBN 2014, pertumbuhan dipatok 6%. Asumsi makro terbaru yang condong bawah itu, tentu membuat penerimaan pajak mengalami revisi ke bawah. Namun sayangnya, Dirjen Pajak Fuad Rahmany masih menutup rapat outlook terbaru penerimaan pajak dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,8% tahun ini.
"Tidak bisa ngomong. Yang hitung Badan Kebijakan Fiskal (BKF)," ujar Fuad yang dijumpai di Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa (11/3). Fuad menjelaskan, kalau pertumbuhan ekonomi direvisi ke bawah, tentu akan mengalami revisi target. Dalam hal ini, DJP akan terus berupaya meningkatkan penerimaan pajak. Menurutnya, setiap tahun ada perbaikan peningkatan efisiensi register pajak e-filling agar penerimaan pajak meningkat. Adanya pemberlakuan pelarangan ekspor mineral mentah atawa ore yang berlaku mulai 12 Januari kemarin tentu akan berdampak signifikan bagi penurunan penerimaan. Namun Fuad mengaku bisa mencari penerimaan dari sektor lain dan melakukan berbagai upaya peningkatan penerimaan.