Dirut Bio Farma Honesti sebut informasi Ribka vaksin bisa bikin lumpuh keliru



KONTAN.CO.ID -JAKARTA.  Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir akhirnya angkat bicara atas informasi yang didapat oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Komisi IX dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ribka Tjiptaning atas vaksin corona atau vaksin Covid-19 bikinan Sinovac China.

Kata Honesti, kejadian tahun 2005 saat ada isu setelah vaksin polio lumpuh, “Informasinya tidak seperti itu, Bu Ribka,” ujar Honesti dalam rapat kerja bersama Komisi IX, Kamis (14/1).

Menurut Honesti, kelumpuhan itu bukan disebabkan oleh vaksin polio, tapi terjadinya outbreak atau kenaikan kasus sebuah penyakit lebih dari biasanya secara tiba-tiba.


Baca Juga: Ini alasan anggota Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning tolak vaksin corona Sinovac

Menurut Honesti, kejadian di Sukabumi itu disebabkan oleh strain virus dari luar negeri yang dibawa oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI). "Jadi, ada outbreak polio di 2005 itu di desa di daerah Sukabumi. Outbreak itu terjadi bukan karena strain polio yang ada di Indonesia, tetapi ada strain (virus) asing yang dibawa dari luar oleh TKI Indonesia yang pulang kampung," jelas Honesti.

Namun, kasus itu segera ditangani Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kementerian Kesehatan, dan Bio Farma dengan melakukan program vaksinasi nasional. Kasus itu kini selesai.

Ribka sebelumnya memang mengkhawatirkan atas kualitas vaksin corona dalam rapat dengar pendapat DPR RI Komisi IX dengan Kementerian Kesehatan dan Bio Farma.

Baca Juga: Kata Satgas Covid-19 soal turunnya efikasi vaksin Sinovac di Brasil

Dalam rapat yang terjadi Rabu (13/1) politisi PDIP itu terang-terangan menolak untuk divaksin corona Sinovac.  Ribka juga mengaku memilih membayar denda ketimbang disuntik vaksin covid-19.

Alasan Ribka, pertama, ia meragukan vaksin corona bikinan Sinovac yang disebutnya adalah barang rongsokan karena tak dipakai di negaranya sendiri.

Menurut Ribka, negara tidak boleh berbisnis dengan rakyatnya. Mengaku punya banyak teman di China, “Sinovac itu istilahnya apa ya, barang rongsokanlah di sana itu. China sendiri sudah jarang pakai Sinovac sebenarnya," ujar Ribka dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.

Kedua, berkaca dari pengalaman pemberian sejumlah vaksin lainnya, yang justru membuat orang lumpuh hingga meninggal dunia.

Misalnya, vaksin anti polio membuat sejumlah orang lumpuh di Sukabumi dan vaksin anti kaki gajah di Majalaya menyebabkan 12 orang meninggal dunia.

"Jadi, jangan main-main vaksin ini, saya yang pertama bilang saya yang pertama menolak vaksin. Kalau dipaksa pelanggaran HAM tidak boleh memaksa begitu," imbuhnya.

Baca Juga: Bahas varian baru virus corona yang lebih menular, WHO adakan pertemuan lebih awal

Ribka bukan kali ini saja menolak vaksin. Tahun 2013, Ribka  juga menolak vaksin flu burung di era Menkes Siti Fadilah Supari.

Ribka menolak penambahan anggaran untuk penanganan wabah flu burung di tahun 2013. Saat itu pemerintah meminta tambahan anggaran pembangunan pabrik vaksin. Padahal pabrik vaksin flu burung di Bandung, Jawa Barat mangkrak.

Ribka meminta agar proyek yang menelan anggaran Rp 2,4 triliun ditunda dulu. Lebih baik sejumlah masalah di pabrik vaksin di Bandung dibereskan baru meminta tambahan anggaran.

Belakangan proyek pabrik vaksin itu diduga terseret dalam kasus korupsi eks Politikus Demokrat Muhammad Nazaruddin.

Baca Juga: Bea Cukai beri fasilitas percepatan impor 16 juta dosis bahan baku vaksin sinovac

Hanya, dalam banyak agenda rapat dengan Menkes Terawan, Menkes sebelum Budi Gunadi Sadikin saat rencana program vaksin corona, Ribka tercatat tak memberikan penolakan program vaksinasi corona.

Ribka mengaku atas penolakannya atas vaksin corona membuat dia ditegur oleh PDIP yang mendukung program vaksinasi corona. "Iya ditegur oleh Sekjen PDIP Hasto Krisyanto. "Ini konsekuensi yang harus saya terima," ujar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Titis Nurdiana