KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyebut, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja perseroan khususnya pencapaian laba. Ada faktor lain yang tak kalah menentukan yakni efisiensi. “Di samping efisiensi yang dilakukan, berdasarkan data historis BRI tidak ditemui korelasi positif antara besarnya NIM dengan pencapaian laba BRI,” ujar Direktur Utama Bank BRI, Sunarso dalam konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan BRI Kuartal IV Tahun 2022 secara virtual, Rabu (8/2). Sunarso menyebutkan, faktor utama yang mempengaruhi laba BRI adalah pertumbuhan volume kredit dan juga peningkatan jumlah nasabah yang dilayani, terutama nasabah mikro.
Baca Juga: Efisiensi Jadi Salah Satu Kunci BRI Raup Laba Rp 51,4 Triliun di Tahun 2022 Dia membandingkan antara nilai NIM BRI (bank only) pada tahun 2008 sebesar 10,18%. Menurutnya, saat itu laba BRI hanya Rp 5,96 triliun. Sementara jumlah nasabah pinjaman sekitar 5 juta dan volume kredit sebesar Rp 161 triliun. “Mari kita bandingkan dengan tahun 2022 ya, laba BRI Bank only bukan konsolidasi ya, meningkat pesat menjadi Rp 47,83 triliun, padahal NIM-nya sudah turun 33% dibandingkan NIM BRI tahun 2008,” tandasnya. Sunarso bilang, peningkatan laba bank BRI di 2022 disebabkan pertumbuhan jumlah nasabah mikro, yang naik lebih dari tiga kali lipat menjadi lebih dari 15 juta nasabah mikro. Demikian pula, volume kredit tumbuh lebih dari 6 kali lipat menjadi Rp 1.029,80 triliun dibanding tahun 2008. “Jadi jelas pendorong utama laba BRI adalah semakin banyaknya usaha mikro yang bisa dilayani,” ucapnya. Untuk diketahui, di sepanjang tahun 2022 Bank BRI berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 51,4 triliun atau tumbuh 67,15% secara year on year dengan total aset tumbuh double digit sebesar 11,18% yoy menjadi Rp 1.865,64 triliun.
Baca Juga: Dirut BRI: Alhamdulillah Untung dan Slamet, Layani 34 Juta Usaha Mikro, Laba Rp51,4 T Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat