KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membeberkan alasan melakukan pembelian kembali alias buyback saham senilai Rp 3 triliun. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan alasan aksi korporasi itu dilakukan karena adanya koreksi terhadap harga saham BBRI dalam beberapa waktu terakhir. Walau demikian, Sunarso mengaku ada sejumlah alasan lain dalam melakukan aksi korporasi ini. "Ya pasti itu memang terkait dengan bagaimana kita menjaga harga saham kita. Tapi kemudian harus sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Artinya kita pasti menjaga harga saham, dan kemudian untuk memberikan motivasi kepada pekerja supaya lebih giat, lebih profesional, dan menjaga corporate governance yang baik," kata Sunarso saat Paparan Kinerja Perseroan, Rabu (12/2).
Baca Juga: Short Selling Berpotensi Menekan Pasar Saham, Kok Bisa? Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menambahkan, bahwa pelaksanaan pemberian remunerasi saham kepada pekerja BRI sudah berjalan sejak tahun 2015. "Itu dilakukan agar ada keyakinan bagi BRI dalam meningkatkan kinerja fundamental perusahaan agar sama-sama memberikan sentiment positif pada harga saham," ucapnya. Lebih lanjut Sunarso juga buka suara terkait tren penurunan harga saham BBRI dalam beberapa waktu terakhir. Sunarso mengaku, penurunan harga saham tidak hanya terjadi pada BBRI, tetapi dialami oleh bank-bank besar lain yang masuk kategori big caps. Baca Juga: Saham TLKM Naik Signifikan Kemarin, Simak Rekomendasi Analis "Perlu saya jelaskan, harga saham yang turun ini tidak dialami oleh BRI saja. Ternyata harga saham yang turun ini dialami oleh bank-bank yang masuk kategori big caps. Saya kira itu adalah masalah pasar dan BRI tidak bisa sendirian membangun pasar," ungkap Sunarso. Oleh karena itu, dalam menghadapi situasi ini Sunarso menuturkan, sebagai CEO dirinya akan lebih fokus mengerjakan hal-hal yang under control, yang bisa dikendalikan. Pertama yakni, tetap bekerja. "Menggerakkan tim untuk bekerja dengan good corporate governance (GCG), dengan governance yang benar. Itu yang pertama, governance," ucapnya.