KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menuturkan, tahun ini Bulog menargetkan dapat menyerap minimal 1,45 juta ton beras. Adapun kekuatan Bulog sebagai buffer stok beras untuk keperluan kekuatan pangan nasional ialah 3 juta ton. Namun dari total kekuatan Bulog tersebut tidak semuanya sebagai cadangan beras pemerintah (CBP). Nantinya untuk kekuatan penugasan dari pemerintah sekitar 20% dan sisanya merupakan komersil. Namun Budi Waseso menambahkan, tidak menutup kemungkinan jika CBP masih memerlukan tambahan maka dapat menggunakan stok untuk komersil.
"Stok kita ada 950.000 ton, tapi itu untuk CBP, padahal kebutuhan CBP kita dalam setahun itu 800.000 ton berarti kebutuhan CBP kita sudah lebih. Nah itu apakah berarti kita nggak nyerap lagi? Tidak dong tetap menyerap walaupun CBP kita terpenuhi," kata Pria yang akrab disapa Buwas saat Diskusi Virtual Bulog, pada Rabu (3/2).
Baca Juga: Tahun ini, Bulog dapat jatah impor daging kerbau sebanyak 80.000 ton Maka dari perhitungan dan evaluasi stok serta kebutuhan untuk CBP, Buwas yakin tahun ini impor tak diperlukan. Dimana pada Maret, April hingga Mei mendatang akan memasuki masa panen raya. "Saya berhitung tidak akan impor, Maret nanti panen raya Maret, April, Mei kita bisa serap sebanyak mungkin," ujarnya. Masalah serapan Buwas menyebut, pihaknya dapat menyerap sebanyak mungkin, melihat dari kapasitas penyimpanan Bulog di seluruh Indonesia hingga 3,6 juta ton. Hanya saja yang menjadi permasalahan saat ini ialah sisi hilir, dimana program rastra kini sudah ditiadakan. Artinya Bulog kini kehilangan satu pasarnya. Diketahui dari program rastra Bulog mendapat penugasan memenuhi sekitar 2,6 juta ton beras. Maka, guna meningkatkan pasar, Bulog ingin meraih kembali pasar di segmen ASN, TNI dan Polri.
Baca Juga: Ini alasan Bulog tidak masuk dalam holding BUMN pangan Adapun per 31 Desember 2020 lalu, penyaluran beras sendiri terealisasi untuk operasi pasar CBP 2020 sebesar 1,027 juta ton, tanggap darurat 11.873 ton, golongan anggaran 118.604 ton, program sembako beras 2020 sebesar 316.906 ton, bantuan sosial beras 450.000 ton. "Secara keseluruhan kekuatan Bulog dari CBP dengan komersial yang ada itu sangat kuat. Jadi ini yang nantinya masyarakat Indonesia supaya tidak takut dan ragu dan tidak ada kekhawatiran bahwa kita kurang pangan. Karena dalam cuaca dan pandemi sekarang kan yang paling rawan adalah kekuatan pangan," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli