Dirut Garuda Indonesia: Bukan PHK, tapi percepatan penyelesaian kontrak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Garuda Indonesia (GIAA) Irfan Setiaputra menjelaskan ada 135 pilot yang penyelesaian kontraknya dipercepat. Irfan menegaskan yang dilakukan GIAA adalah mempercepat penyelesaian kontrak bukan PHK.

"PHK menjadi opsi paling akhir di GIAA. Selama masih ada cara menyelamatkan kita akan lakukan. Yang kita lakukan adalah percepatan kontrak, yang banyak disebut sebagai PHK, itu bukan PHK," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/6)

Baca Juga: Garuda Indonesia secures over 90% approval for sukuk extension


Ia menyebut, pihaknya selalu mencari jalan keluar atas permasalahan tenaga kerja sebelum memutuskan untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di tengah pandemi Corona.

Irfan juga memaparkan, percepatan pilot kontrak ini totalnya sekitar 135 orang dari total keseluruhan pilot dan co-pilot yang ada di Garuda Group yaitu sekitar 1.400 orang. "Saya ingin mengklarifikasi lagi, itu bukan pemutusan hubungan kerja, itu adalah percepatan perjanjian kontrak kita dengan para pegawai yang status kerjanya dengan kita adalah status kontrak," lanjutnya.

Irfan menjelaskan bahwa seluruh hak-hak karyawan kontrak yang penyelesaian perjanjian kontraknya dipercepat tetap mendapatkan hak sebagaimana mestinya. "Kita tetap bayar gaji mereka sampai akhir masa kontraknya. Namun kita percepat pembayarannya sedemikian rupa sehingga membuat kita bisa lebih memastikan terjadinya efisiensi cost dari sisi ongkos produksi," paparnya.

Baca Juga: Dapat dana talangan, Garuda Indonesia akan gunakan untuk modal kerja

Irfan juga menyebut, akan terus bertahan dan survive dalam kondisi saat ini. Dirinya membandingkan kondisi GIAA dengan industri penerbangan yang kolaps dengan melakukan PHK dan deklarasi bangkrut. "Kami pastikan Garuda Indonesia tetap survive dalam kondisi ini. Garuda bukan perusahaan unik di industri ini, di negara lain banyak penerbangan yang PHK dan deklarasi bangkrut seperti Thai Airways," kata Irfan.

Perlu diketahui, GIAA telah merumahkan 800 karyawan kontrak dan 150 pilot beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .