KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (
GIAA) menyebut tren permintaan perjalanan udara akan terus meningkat pada sisa 2023. Hal ini jelas akan menguntungkan bagi bisnis maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan, pergerakan penumpang terus menunjukkan tren yang positif. Hal tersebut terefleksikan melalui pergerakan penumpang Garuda Indonesia (tidak termasuk anak usaha) hingga akhir semester I-2023 lalu yang tumbuh sebesar 63,04% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
Capaian ini menjadi optimisme tersendiri dalam menghadapi periode penghujung akhir tahun, khususnya jelang periode peak season natal dan tahun baru. Adapun saat ini tren pembukuan reservasi penumpang Garuda untuk akhir tahun belum terlihat secara signifikan.
Baca Juga: Garuda Indonesia Travel Fair Fase 3 Digelar, Ada Promo Diskon Hingga 80% "Kami memproyeksikan tren pergerakan reservasi akan mulai terlihat pada awal kuartal IV-2023," jelas Irfan, Senin (25/9). Sejumlah rute diproyeksikan Garuda Indonesia akan menjadi preferensi bagi penumpang, antara lain destinasi Denpasar, Yogyakarta, Singapura, hingga Tokyo. Saat ini, Garuda Indonesia juga tengah mengkaji penambahan kapasitas penerbangan dalam mendukung penelenggaraan MotoGP Mandalika pada Oktober 2023 mendatang. Untuk itu, Garuda Indonesia hendak mengoperasikan pesawat berbadan lebar (wide body) maupun penambahan frekuensi penerbangan menuju Lombok. Selain itu, Garuda Indonesia terus memaksimalkan berbagai strategi komersial dalam meningkatkan trafik penumpang. Salah satunya melalui gelaran Garuda Indonesia Online Travel Fair (GOTF) pada September 2023 yang menjadi penyelenggaraan ketiga kalinya pada tahun ini dalam usaha memaksimalkan momentum antusiasme masyarakat kembali melakukan perjalanan udara pasca pandemi. Garuda Indonesia juga turut memperkuat segmen pasar korporasi melalui penguatan jalinan kerja sama dengan sejumlah sektor strategis nasional. Misalnya bersama SKK Migas di mana Garuda memproyeksikan dapat mengangkut sedikitnya 300.000 penumpang selama periode kolaborasi korporasi bersama institusi di bidang migas tersebut. "Peluang pasar korporasi masih terbuka luas khususnya melihat kontribusi pasar korporasi Garuda Indonesia yang saat ini berada di kisaran 15% dari total
revenue perusahaan," ungkap Irfan.
Baca Juga: Jalin Kerjasama dengan SKK Migas, Garuda Proyeksikan Angkut 300.000 Penumpang Dia menambahkan, Garuda Indonesia juga turut melakukan penambahan frekuensi pada beberapa rute penerbangan dengan permintaan yang tinggi. Di antaranya pada sektor penerbangan Jakarta – Pontianak pp, Jakarta – Kualanmu pp, Jakarta – Lampung pp, Jakarta – Surabaya pp, hingga Jakarta – Manado pp. Saat ini Garuda Indonesia juga sedang menjajaki peluang pasar pada Indonesia Timur dengan rencana pembukaan penerbangan langsung dari hub di wilayah Indonesia Timur dan Tengah, seperti Denpasar dan Makassar. Tidak hanya itu, Garuda Indonesia juga berencana melakukan peningkatan jaringan penerbangan internasional melalui rute Narita – Denpasar, Singapura – Denpasar, hingga Surabaya – Singapura. Di sisi lain, Irfan juga menyebut bahwa Garuda Indonesia terus memonitor perkembangan harga avtur. Saat ini, dengan struktur beban operasi yang lebih lean, Garuda optimis kinerja usahanya dapat terus menunjukan pertumbuhan yang positif terlepas dari pergerakan harga avtur.
Baca Juga: Lion Air Menjadi Maskapai Tersibuk di Asia Tenggara Dengan berbagai prospek bisnis yang menunjukan peluang yang menjanjikan, Garuda Indonesia optimistis pertumbuhan penumpang domestik dapat menunjukan tren yang menjanjikan, bahkan secara umum dapat pulih sejalan dengan trafik penumpang pada masa sebelum pandemi. "Sedangkan bagi penerbangan internasional, kami memproyeksikan tren pemulihan yang signifikan," tandas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto