Dirut Kiwoom Sekuritas Chang-kun Shin Mengawali Investasi Gara-Gara Biaya Hidup Mahal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak pernah menyangka akan kembali ke Indonesia lagi, Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin, sejak kecil besar dan menempuh pendidikan hingga SMA di Indonesia. Namun, Shin tetap harus kembali ke negara asalnya, Korea Selatan, karena tetap harus mengikuti aturan kewajiban militer selama dua tahun.

Chang-kun Shin awalnya diboyong oleh orang tua nya pada tahun 1981, karena orang tua nya menjalankan bisnis di Indonesia. Sejak SD hingga SMA, Shin menempuh pendidikan tepatnya di Jakarta. Setelah itu, Shin baru melanjutkan kuliah S1 di salah satu universitas bergengsi di Korea Selatan, yaitu Seoul National University (SNU) dengan mengambil jurusan Pendidikan dan Edukasi.

Mudah bergaul dengan siapapun jadi salah satu jalan bagi Shin untuk meniti karir terutama di pasar modal. Awalnya, Shin diberi tahu oleh teman di kampus tentang saham dan investasi, berujung tertarik, Shin akhirnya nyemplung untuk belajar tentang pasar modal. Di akhir perjalanan kuliahnya, Shin berhasil masuk menjadi anak magang di salah satu perusahaan sekuritas di Korea Selatan, yaitu Korea Selatan Investment and Sekuritas Indonesia (KISI).


Baca Juga: Warren Buffett Punya Cara yang Efektif Agar Perusahaannya Tidak Bangkrut

Memiliki nilai bagus sebagai anak magang, Shin akhirnya diangkat menjadi karyawan tetap KISI dan bekerja di sana selama 10 tahun sebagai strategist business investment. Setelah memiliki pengalaman yang cukup, dan memiliki pengalaman tinggal lumayan lama di Indonesia juga memiliki keahlian Bahasa Indonesia yang bagus, Shin dilirik oleh Kiwoom Sekuritas Korea Selatan untuk bekerja di Kiwoom Sekuritas Indonesia sebagai direktur utama.

“Karena saya memiliki pengalaman tinggal lama di Indonesia, jadi rekan kerja saya tahu bahwa saya memahami beberapa hal tentang Indonesia. Mungkin waktu itu Kiwoom Sekuritas mencari orang yang mengerti pasar modal sekaligus paham Bahasa Indonesia, jadi mereka memilih saya untuk bekerja di Kiwoom yang berpusat di Korea Selatan dan mengirim saya ke Kiwoom Indonesia pada tahun 2018,” kata Shin kepada Kontan belum lama ini.

Sebelum lulus, Shin sudah mulai berinvestasi, memang masih mencoba-coba saat kuliah itu. Memang awalnya hanya coba-coba dan berpikir kalau berinvestasi sejak muda, akan berpeluang bisa menghasilkan tabungan lebih banyak lagi.

“Tujuannya berinvestasi saya sebenarnya itu, dimulai dari kehidupan di Korea Selatan yang sangat mahal dan mulai menyiapkan untuk hari tua saja,” imbuh dia.

Baca Juga: Membandingkan Berbagai Metode Dalam Berinvestasi Saham

Pertama kali memulai berinvestasi, Shin menaruh dana di saham. Seperti anak muda pada umumnya yang ingin coba-coba risiko, Shin mengawali investasinya di saham.

Shin mengatakan, komposisi instrumen investasinya saat ini jika dirincikan porsinya, sebanyak 50% ada di saham, proprerti 30%, dan terakhir di reksadana sebesar 20%. Shin tidak lagi berinvestasi dengan risiko yang tinggi seperti saat masih muda. Lagi pula seluruh instrumen investasi sudah Shin coba.

“Saya pernah berinvestasi 100% di saham saat muda, tapi saat ini sudah hati-hati,” kata Shin.

Menurut Shin, sebagai anak muda harus berani untuk mencoba berinvestasi dan mengambil risiko yang tinggi. Namun, dengan catatan harus mengenal dan tahu kapasitas diri sendiri juga jangan berinvestasi hanya karena mengikuti orang lain saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati