Dirut Mandiri pastikan uang nasabah aman



JAKARTA. Bank Mandiri memastikan keamanan dana nasabah yang mengalami pemblokiran kartu debit.

Keputusan Bank Mandiri untuk memblokir kartu debit tersebut merupakan respons cepat dari sistem yang telah diberlakukan guna memastikan seluruh transaksi dan dana nasabah aman.

“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan nasabah yang terjadi akibat pemblokiran kartu kredit tersebut. Namun demikian, nasabah tidak perlu cemas dan khawatir karena kami memastikan keamanan dana nasabah. Untuk itu nasabah dapat segera datang ke cabang dan mengganti kartu ATM lama dengan yang baru secara gratis,” ungkap Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Rabu (14/5).


Menurut Budi, Bank Mandiri telah menerapkan sistem IT perbankan yang update dan handal untuk memastikan bahwa seluruh dana nasabah di Bank Mandiri aman.

”Setiap tahun Bank Mandiri melakukan investasi besar untuk memperkuat sistem IT dan menjaga agar mampu mendeteksi upaya fraud sejak dini,” jelasnya

Budi berharap, setiap nasabah dapat menjaga dengan baik keselamatan kartu dan personal indentification number (PIN), termasuk mengganti PIN secara berkala untuk menghindari kemungkinan penggunaan kartu debit oleh pihak yang tidak berwenang.

Pada Sabtu pekan lalu (10/5), Bank Mandiri menerima informasi dari bank lain bahwa diduga telah terjadi penggandaan kartu di beberapa ATM, termasuk ATM Mandiri.

Atas informasi tersebut, Bank Mandiri kemudian melakukan pemeriksaan dan mengidentifikasi sejumlah 1.214 kartu yang diduga terkena penggandaan kartu dan sebanyak 6 ATM yang kemungkinan besar pernah dipasang skimmer.

"Setelah kami cek, ada beberapa nasabah yang pernah bertransaksi di situ. Demi keamanan dana nasabah, kami memblokir rekening mereka dan meminta mereka mengganti kartu. Ini merupakan keputusan terbaik bagi nasabah dan Bank Mandiri," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Pahala N. Mansury juga meluruskan pemberitaan media mengenai adanya dana Bank Mandiri yang dibobol senilai Rp 21 miliar. Menurutnya, pembobolan dana tersebut terjadi di bank swasta lain.

“Dalam kasus bank tersebut, kami justru membantu memblokir sebagian dana yang berasal dari aliran hasil kejahatan yg terjadi di bank swasta dimaksud,” jelas Pahala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan