Dirut Pelindo II tunjuk langsung rekanan



JAKARTA. Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Richard Joost Lino merampungkan permintaan keterangan selama hampir 10 jam terkait penyelidikan kasus pengadaan crane di beberapa pelabuhan atau dermaga tahun anggaran 2010. Lino mengaku ditanyai tim penyelidik ihwal lelang pengadaan Quay Container Crane (QCC) di tiga pelabuhan Lampung, Palembang, dan Pontianak."Pengadaan QCC di Panjang (Lampung), Palembang sama Pontianak tahun anggaran 2010," kata Lino kepada wartawan usai dimintai keterangan oleh penyelidik, di Kantor KPK, Jakarta, Selasa (15/4) malam.Lebih lanjut Lino menyebut, dalam lelang proyek tersebut telah enam hingga tujuh kali mengalami kegagalan. Oleh karena itu, Lino sebagai Dirktur Utama mengambil keputusan tidak biasa dengan menunjuk langsung perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut. Lino mengatakan bahwa keputusan yang diambilnya telah sesuai prosedur. Ia memaparkan, keputusan tidak biasa dapat diambil jika pelaksanaan lelang terus menerus gagal. Jika lelang yang diadakan gagal, dapat melakukan pemilihan langsung. Sementara jika pemilihan langsung juga gagal dilakukan, maka dapat dilakukan penujukan langsung terhadap perusahaan yang mengerjakan proyek itu. "Penunjukkan langsung, di aturan kita membolehkan. Dan enggak bisa membuktikan bahwa itu lebih mahal, lebih murah di mana-mana kok itu. Saya enggak pernah khawatir itu. Dicari seluruh dunia pun yang saya beli lebih murah," tutur dia.Lino pun menegaskan bahwa keputusan yang diambilnya tersebut tidak salah dan tidak merugikan negara. Bahkan menurutnya, penunjukaan langsung perusahan pengerjaan proyek QCC lebih menguntungkan berbagai pihak lantaran harganya yang lebih murah. Asal tahu saja, berdasarkan pengakuan Lino, nilai proyek tersebut mencapai Rp 100 miliar. 

"Sekitar Rp 100 miliar," singkat dia.Kini, Container Crane tersebut telah tiba di pelabuhan yang disebutkan Lino sebelumnya. "Sudah datang. Makanya Pontianak dan pelabuhan lain lebih bagus dan untungnya lebih banyak," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia