KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina (Persero) akan fokus mengelola dan mengembangkan proyek-proyek hulu di dalam negeri. Ini lantaran banyaknya proyek-proyek migas eksisting dalam negeri yang ditugaskan pada Pertamina. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan tantangan Pertamina saat ini adalah meningkatkan produksi nasional demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Apalagi dari hulu migas, Pertamina telah mendapatkan 11 wilayah kerja (WK) penugasan dari pemerintah. Dengan tambahan tersebut, kontribusi produksi migas Pertamina akan meningkat dari tahun 2014 sebesar 19% menjadi 40%. Pada tahun 2021 ketika Blok Rokan dikelola oleh Pertamina, kontribusi produksi migas Pertamina akan menjadi 60%. "Dengan demikian bisa turunkan impor minyak mentah,"kata Nicke pada Rabu (28/11). Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H. Samsu menambahkan pada tahun depan Pertamina memang akan fokus pada blok-blok migas eksisting dan terutama Blok Rokan. Diharapkan produksi migas Pertamina bisa tetap bagus. "Fokus kami tahun depan, produksi kami sehat,"imbuh Dharmawan. Pertamina sendiri menganggarkan investasi sebesar US$ 2,5-US$ 3 miliar untuk sektor hulu migas. Dana tersebut rencanananya akan digunakan untuk peningkatan produksi minyak dan gas bumi. Sementara untuk akusisi blok migas masih dalam tahap evaluasi manajemen. Maka tidak heran jika tahun depan Pertamina akan lebih fokus untuk berinvestasi untuk melakukan pemboran sumur migas terutama di anak usaha seperti Pertamina EP dan Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Selain itu, investasi hulu migas Pertamina tahun depan juga akan digunakan untuk investasi di proyek unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) di Blok Cepu. Adanya investasi pengeboran tersebut diharapkan ada kenaikan produksi. Pada 2019 mendatang, Pertamina menargetkan peningkatan adanya produksi minyak sebesar 14.000 barrels oil per day (bopd) menjadi 414.000 bopd. Sementara untuk produksi gas akan mengalami penurunan sebesar 125 mmscfd menjadi 3.069 mmacfd di tahun depan. Kenaikan produksi minyak akan berasal dari produksi Pertamina EP Cepu (PEPC) dari produksi Lapangan Blok Cepu. Selain itu ada juga kenaikan produksi minyak dari Pertamina Hulu Energi (PHE), Pertamina Internasional EP (PIEP), dan Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Sedangkan produksi gas tahun depan akan sedikit turun dibandingkan tahun ini karena ada masalah di struktur Musi Lapangan Pendopo yang dikelola oleh Pertamina EP (PEP) dan produksi gas Blok Mahakam. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dirut Pertamina ingin fokus mengelola 11 blok terminasi tahun depan
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina (Persero) akan fokus mengelola dan mengembangkan proyek-proyek hulu di dalam negeri. Ini lantaran banyaknya proyek-proyek migas eksisting dalam negeri yang ditugaskan pada Pertamina. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan tantangan Pertamina saat ini adalah meningkatkan produksi nasional demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Apalagi dari hulu migas, Pertamina telah mendapatkan 11 wilayah kerja (WK) penugasan dari pemerintah. Dengan tambahan tersebut, kontribusi produksi migas Pertamina akan meningkat dari tahun 2014 sebesar 19% menjadi 40%. Pada tahun 2021 ketika Blok Rokan dikelola oleh Pertamina, kontribusi produksi migas Pertamina akan menjadi 60%. "Dengan demikian bisa turunkan impor minyak mentah,"kata Nicke pada Rabu (28/11). Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H. Samsu menambahkan pada tahun depan Pertamina memang akan fokus pada blok-blok migas eksisting dan terutama Blok Rokan. Diharapkan produksi migas Pertamina bisa tetap bagus. "Fokus kami tahun depan, produksi kami sehat,"imbuh Dharmawan. Pertamina sendiri menganggarkan investasi sebesar US$ 2,5-US$ 3 miliar untuk sektor hulu migas. Dana tersebut rencanananya akan digunakan untuk peningkatan produksi minyak dan gas bumi. Sementara untuk akusisi blok migas masih dalam tahap evaluasi manajemen. Maka tidak heran jika tahun depan Pertamina akan lebih fokus untuk berinvestasi untuk melakukan pemboran sumur migas terutama di anak usaha seperti Pertamina EP dan Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Selain itu, investasi hulu migas Pertamina tahun depan juga akan digunakan untuk investasi di proyek unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) di Blok Cepu. Adanya investasi pengeboran tersebut diharapkan ada kenaikan produksi. Pada 2019 mendatang, Pertamina menargetkan peningkatan adanya produksi minyak sebesar 14.000 barrels oil per day (bopd) menjadi 414.000 bopd. Sementara untuk produksi gas akan mengalami penurunan sebesar 125 mmscfd menjadi 3.069 mmacfd di tahun depan. Kenaikan produksi minyak akan berasal dari produksi Pertamina EP Cepu (PEPC) dari produksi Lapangan Blok Cepu. Selain itu ada juga kenaikan produksi minyak dari Pertamina Hulu Energi (PHE), Pertamina Internasional EP (PIEP), dan Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Sedangkan produksi gas tahun depan akan sedikit turun dibandingkan tahun ini karena ada masalah di struktur Musi Lapangan Pendopo yang dikelola oleh Pertamina EP (PEP) dan produksi gas Blok Mahakam. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News