KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan sejak ada program 35.000 Megawatt (MW) memang sudah ada desain untuk terus menurunkan tarif listrik. Caranya dengan menekan harga pembelian listrik dari perusahaan listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) dan menghemat pengeluaran operasional perusahaan. Data dari PLN menyebutkan bahwa tarif listrik pada Juli 2015 sebesar Rp 1.548 per kWh dan pada 31 Desember 2018 tarif turun 5% menjadi Rp 1.467 per kWh untuk tegangan rendah, untuk tegangan menengah tarif listrik pada Juli 2015 sebesar Rp 1.219 per kWh dan pada 31 Desember 2018 tarif turun 9% menjadi Rp 1.115 per kWh, lalu untuk tegangan tinggi tarif listrik pada Juli 2015 sebesar Rp 1.087 per kWh dan pada 31 Desember 2018 tarif turun 8% menjadi Rp 997 per kWh. Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengungkapkan, jika pada tahun 2022 nanti seluruh pembangkit listrik dari program 35.000 MW beroperasi, maka tarif bisa saja turun dari tarif saat ini karena memang sejak awal program listrik itu untuk menurunkan cost kelistrikan nasional. "Jadi kami yakin, yakin bisa menurunkan tarif listrik. Bukan saya mau bikin repot Dirut akan datang, itu by design kok, boleh tanya sama direksi lain. Itu mimpi kami. Yang mahal mahal kami buang," tutur Sofyan di Hotel Mulia, Rabu (16/1) malam.
Dirut PLN Sofyan Basir menjanjikan tarif listrik turun
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan sejak ada program 35.000 Megawatt (MW) memang sudah ada desain untuk terus menurunkan tarif listrik. Caranya dengan menekan harga pembelian listrik dari perusahaan listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) dan menghemat pengeluaran operasional perusahaan. Data dari PLN menyebutkan bahwa tarif listrik pada Juli 2015 sebesar Rp 1.548 per kWh dan pada 31 Desember 2018 tarif turun 5% menjadi Rp 1.467 per kWh untuk tegangan rendah, untuk tegangan menengah tarif listrik pada Juli 2015 sebesar Rp 1.219 per kWh dan pada 31 Desember 2018 tarif turun 9% menjadi Rp 1.115 per kWh, lalu untuk tegangan tinggi tarif listrik pada Juli 2015 sebesar Rp 1.087 per kWh dan pada 31 Desember 2018 tarif turun 8% menjadi Rp 997 per kWh. Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengungkapkan, jika pada tahun 2022 nanti seluruh pembangkit listrik dari program 35.000 MW beroperasi, maka tarif bisa saja turun dari tarif saat ini karena memang sejak awal program listrik itu untuk menurunkan cost kelistrikan nasional. "Jadi kami yakin, yakin bisa menurunkan tarif listrik. Bukan saya mau bikin repot Dirut akan datang, itu by design kok, boleh tanya sama direksi lain. Itu mimpi kami. Yang mahal mahal kami buang," tutur Sofyan di Hotel Mulia, Rabu (16/1) malam.