KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk mencatat kinerja di kuartal III 2017 masih tak bergairah. Berdasarkan laporan keuangan bulan Agustus 2017, tercatat kredit perseroan menunjukan penurunan 5,61% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1,31 triliun dari posisi tahun lalu Rp 1,38 triliun. Menanggapi hal ini, Direktur Utama Bank Ina Perdana Edy Kuntardjo mengatakan pihaknya tetap mengupayakan penyaluran kredit sampai dengan akhir tahun. Hanya saja, Edy mengakui bahwa permintaan kredit di kuartal III 2017 cenderung terbatas apalagi untuk bank kecil. "Bank skala kecil mendapatkan tekanan kredit existing baik yang di take over dengan rate lebih rendah dan plafon lebih besar," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (13/10). Kendati demikian, Edy tetap optimis hingga akhir tahun pihakya bisa berhasil mencatat kenaikan kredit meski satu digit. "Bank Ina terus berupaya kredit tumbuh pada sektor-sektor yang masih mempunyai prospek baik," katanya. Sayang, bank bersandi saham BINA ini enggan untuk menyebutkan besaran target pertumbuhan kredit tahun ini. Selain kredit yang terkoreksi, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perseroan juga sedikit tergerus. Per Agustus 2017 posisi DPK perseroan tercatat mencapai Rp 1,87 triliun. Jumlah tersebut menurun 3,6% dibanding periode tahun sebelumnya Rp 1,94 triliun. Meski begitu, Edy optimis hingga akhir tahun pihaknya berhasil membukukan laba sebesar Rp 15 miliar. "Per September 2017 pencapaian (laba) sekitar 75% dari proyeksi akhir tahun 2017, kami optimis capai target meski sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya," ungkapnya. Asal tahu saja, laba Bank Ina Perdana sampai dengan Agustus 2017 masih mencatat penurunan sebesar 46,85% dari posisi Rp 14,3 miliar di Agustus 2016 menjadi sebesar Rp 7,6 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Disalip bank besar, kredit Bank Ina susut 5%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk mencatat kinerja di kuartal III 2017 masih tak bergairah. Berdasarkan laporan keuangan bulan Agustus 2017, tercatat kredit perseroan menunjukan penurunan 5,61% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1,31 triliun dari posisi tahun lalu Rp 1,38 triliun. Menanggapi hal ini, Direktur Utama Bank Ina Perdana Edy Kuntardjo mengatakan pihaknya tetap mengupayakan penyaluran kredit sampai dengan akhir tahun. Hanya saja, Edy mengakui bahwa permintaan kredit di kuartal III 2017 cenderung terbatas apalagi untuk bank kecil. "Bank skala kecil mendapatkan tekanan kredit existing baik yang di take over dengan rate lebih rendah dan plafon lebih besar," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (13/10). Kendati demikian, Edy tetap optimis hingga akhir tahun pihakya bisa berhasil mencatat kenaikan kredit meski satu digit. "Bank Ina terus berupaya kredit tumbuh pada sektor-sektor yang masih mempunyai prospek baik," katanya. Sayang, bank bersandi saham BINA ini enggan untuk menyebutkan besaran target pertumbuhan kredit tahun ini. Selain kredit yang terkoreksi, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perseroan juga sedikit tergerus. Per Agustus 2017 posisi DPK perseroan tercatat mencapai Rp 1,87 triliun. Jumlah tersebut menurun 3,6% dibanding periode tahun sebelumnya Rp 1,94 triliun. Meski begitu, Edy optimis hingga akhir tahun pihaknya berhasil membukukan laba sebesar Rp 15 miliar. "Per September 2017 pencapaian (laba) sekitar 75% dari proyeksi akhir tahun 2017, kami optimis capai target meski sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya," ungkapnya. Asal tahu saja, laba Bank Ina Perdana sampai dengan Agustus 2017 masih mencatat penurunan sebesar 46,85% dari posisi Rp 14,3 miliar di Agustus 2016 menjadi sebesar Rp 7,6 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News