KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengetatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) turut berdampak terhadap bisnis sektor pakan ternak. Analis Philip Sekuritas Michael Filbery menilai, dengan adanya kebijakan ini maka permintaan emiten
poultry juga akan tertekan. “Ini karena adanya pembatasan aktivitas konsumsi di sektor hotel, cafe, dan restoran karena mayoritas konsumsi ayam di sektor tersebut,” jelasnya, Selasa (29/6). Michael menambahkan, penurunan
demand dari konsumsi ayam di bulan Suro dan juga adanya PPKM bisa menjadi sentimen negatif untuk saham-saham sektor
poultry.
Baca Juga: IHSG dibayangi PPKM lebih ketat, simak prediksi untuk Rabu (30/6) Guna menjaga kinerja, sambungnya, emiten-emiten
poultry masih bisa memanfaatkan diversifikasi penjualan. Menurutnya masing-masing emiten
poultry bisa memaksimalkan produk hilir berupa makanan olahan, strategi ini dapat mengimbangi potensi lemahnya permintaan atas DOC dan broiler. Sementara itu, sentimen positif untuk sektor ini datang dari kebijakan Pemerintah yang masih melakukan
adjustment pada
supply dengan adanya
culling. Pada Juni-Juli pada
day old chicken final stock (DOC FS) sebanyak 50.5 juta ekor melalui
cutting Hatching Egg (HE) sebanyak 47.1 juta butir. Kebijakan tersebut guna mengimbangi potensi penurunan permintaan di kuartal 3 sekaligus menjaga kestabilan harga DOC di pasar. Dilihat dari pergerakan harga sahamnya, Michael melihat saham-saham
poultry masih ada peluang untuk mengalami kenaikan lantaran secara valuasi sudah cukup murah.
Baca Juga: 10 Saham ini jadi laggard IHSG Juni 2021, simak prospeknya Untuk sektor ini, ia menjagokan saham JPFA dan MAIN. Michael menyarankan pelaku pasar bisa
buy saham JPFA dengan target Rp 2.250 dan MAIN dengan target harga Rp 1.300.
"Risiko pada saham-saham
poultry ke depannya yaitu jika pemberlakuan PPKM menjadi lebih lama dari yang diperkirakan dan lonjakan kasus Covid-19," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi