PAKSE. Usulan Pemerintah Indonesia untuk membangun Trans ASEAN-China Rail Link, yaitu jalur kereta dari Kunming, China, hingga Surabaya, Jawa Timur, kepada Sekretariat ASEAN disetujui dalam tingkat pertemuan kelompok kerja. Hasil itu akan diumumkan dalam Pertemuan Ke-19 Menteri Perhubungan ASEAN di Pakse, Laos, Jumat (20/12/2013).Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyatakan, kerja sama dalam ASEAN harus menguntungkan semua pihak. Pemerintah Indonesia berupaya agar hal itu dapat berhasil optimal. ”Masing-masing negara di ASEAN bervariasi pendapatannya. Tidak mudah untuk mencapai target bersama. Namun, kita berupaya agar kepentingan kita diakomodasi,” kata Bambang di Pakse, Laos, Kamis (19/12/2013), seperti dilaporkan wartawan Kompas, Benny D Koestanto. Usulan itu termasuk dalam pembahasan bidang transportasi darat. Pertemuan tersebut juga membahas bidang transportasi udara, laut, dan berbagai fasilitas transportasi. Pada pembahasan transportasi darat dikemukakan perihal peningkatan keamanan di jalan raya dan peningkatan kerja sama jalan tol di ASEAN. Indonesia menyampaikan kerangka pemikiran studi Trans ASEAN-China Rail Link yang sebelumnya hanya dari Kunming-Singapura menjadi hingga Surabaya, pada Februari 2013. Dalam usulannya, Indonesia mendorong Sekretariat ASEAN untuk mencari pendanaan bagi terlaksananya proyek tersebut. Indonesia menyampaikan konsep dengan dua skenario, yaitu jangka pendek (konektivitas dengan multimoda) dan jangka panjang (konektivitas dengan konstruksi fisik).
Disetujui, usulan jalur KA China-Indonesia
PAKSE. Usulan Pemerintah Indonesia untuk membangun Trans ASEAN-China Rail Link, yaitu jalur kereta dari Kunming, China, hingga Surabaya, Jawa Timur, kepada Sekretariat ASEAN disetujui dalam tingkat pertemuan kelompok kerja. Hasil itu akan diumumkan dalam Pertemuan Ke-19 Menteri Perhubungan ASEAN di Pakse, Laos, Jumat (20/12/2013).Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyatakan, kerja sama dalam ASEAN harus menguntungkan semua pihak. Pemerintah Indonesia berupaya agar hal itu dapat berhasil optimal. ”Masing-masing negara di ASEAN bervariasi pendapatannya. Tidak mudah untuk mencapai target bersama. Namun, kita berupaya agar kepentingan kita diakomodasi,” kata Bambang di Pakse, Laos, Kamis (19/12/2013), seperti dilaporkan wartawan Kompas, Benny D Koestanto. Usulan itu termasuk dalam pembahasan bidang transportasi darat. Pertemuan tersebut juga membahas bidang transportasi udara, laut, dan berbagai fasilitas transportasi. Pada pembahasan transportasi darat dikemukakan perihal peningkatan keamanan di jalan raya dan peningkatan kerja sama jalan tol di ASEAN. Indonesia menyampaikan kerangka pemikiran studi Trans ASEAN-China Rail Link yang sebelumnya hanya dari Kunming-Singapura menjadi hingga Surabaya, pada Februari 2013. Dalam usulannya, Indonesia mendorong Sekretariat ASEAN untuk mencari pendanaan bagi terlaksananya proyek tersebut. Indonesia menyampaikan konsep dengan dua skenario, yaitu jangka pendek (konektivitas dengan multimoda) dan jangka panjang (konektivitas dengan konstruksi fisik).