KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Impor minyak mentah China dari Rusia telah melonjak 55% dari tahun sebelumnya ke level rekor pada Mei 2022. Itu artinya, Rusia berhasil menggusur Arab Saudi sebagai pemasok utama. Salah satu penyebabnya adalah perusahaan penyulingan minyak Rusia memberikan harga diskon besar-besaran di tengah sanksi terhadap Moskow atas serangannya ke Ukraina. Melansir
Reuters, data dari Administrasi Umum Kepabeanan China menunjukkan pada hari Senin, impor minyak Rusia berjumlah hampir 8,42 juta ton. Angka tersebut sudah termasuk pasokan yang dipompa melalui pipa Samudra Pasifik Siberia Timur dan pengiriman melalui laut dari pelabuhan Eropa dan Timur Jauh Rusia
Jumlah itu setara dengan sekitar 1,98 juta barel per hari (bph) dan naik seperempat dari 1,59 juta barel per hari pada April. China adalah importir minyak mentah terbesar dunia. Perusahaan-perusahaan China, termasuk raksasa penyulingan negara Sinopec dan Zhenhua Oil yang dikelola negara, telah meningkatkan pembelian minyak Rusia. Mereka tertarik dengan diskon besar-besaran setelah perusahaan-perusahaan minyak barat dan perusahaan-perusahaan perdagangan lainnya mundur akibat diberlakukannya sanksi.
Baca Juga: Harga Minyak Menguat Setelah Anjlok di Pekan Lalu Arab Saudi membuntuti sebagai pemasok terbesar kedua China, dengan volume Mei naik 9% YoY di posisi 7,82 juta ton, atau 1,84 juta barel per hari. Jumlah ini turun dari 2,17 juta barel per hari pada April.
Impor minyak mentah secara keseluruhan
Rusia mengambil kembali peringkat teratas setelah jeda 19 bulan. Data bea cukai yang dirilis pada hari Senin juga menunjukkan China mengimpor 260.000 ton minyak mentah Iran bulan lalu, pengiriman ketiga minyak Iran sejak Desember lalu. Terlepas dari sanksi AS terhadap Iran, China terus membeli minyak Iran, yang biasanya diberikan sebagai pasokan dari negara lain. Tingkat impor kira-kira setara dengan 7% dari total impor minyak mentah China. Impor minyak mentah China secara keseluruhan naik hampir 12% pada Mei dari basis rendah tahun sebelumnya menjadi 10,8 juta barel per hari, dibandingkan rata-rata tahun 2021 sebesar 10,3 juta barel per hari.
Baca Juga: Lockdown di China dan Kenaikan Indeks Dollar Menekan Harga Minyak Bea Cukai melaporkan nol impor dari Venezuela. Perusahaan minyak negara telah menghindari pembelian sejak akhir 2019 karena takut melanggar sanksi sekunder AS. Impor dari Malaysia, yang sering digunakan sebagai titik transfer dalam dua tahun terakhir untuk minyak yang berasal dari Iran dan Venezuela, berjumlah 2,2 juta ton, stabil dibandingkan April tetapi lebih dari dua kali lipat tingkat tahun sebelumnya. Impor dari Brasil turun 19% dari tahun sebelumnya menjadi 2,2 juta ton, karena pasokan dari eksportir Amerika Latin menghadapi persaingan yang lebih murah dari minyak Iran dan Rusia.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie