Diskon listrik PLN genjot konsumsi



JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mengeluarkan kebijakan diskon tarif listrik untuk perusahaan padat karya sebesar 30% hingga 40%. Meski memberi diskon, rupanya PLN tak khawatir pendapatan dari penjualan listrik turun.

Malah PLN yakin pendapatan dari penjualan listrik akan menanjak tahun ini targetnya penjualan listrik bisa mencapai 202 Terra Watt Hour (TWh).

Benny Marbun, Kepala Divisi Niaga PT PLN mengatakan, pemberian diskon tarif listrik ini berlaku sejak Pukul 22.00 WIB – Pukul 05.00 WIB dan mulai diterapkan 1 November 2015.


"Tentu kebijakan ini telah dilandasi perhitungan yang hasilnya tidak akan merugikan PLN," katanya kepada KONTAN, Kamis (22/10).

Benny yakin jika konsumen industri padat karya mampu memanfaatkan momen diskon listrik tengah malam secara maksimal, pertumbuhan konsumsi listrik non subsidi masih bisa meningkat 2%.

Alasannya karena perusahaan padat karya itu akan mengalihkan produksi pada tengah malam sampai pagi hari itu.

"Sampai dengan Agustus 2015, konsumsi rumah tangga terhadap listrik PLN mencapai 57,6 TWh atau 44% dari total konsumsi listrik nasional. Sementara konsumsi industri terhadap listrik PLN mencapai 41,5 TWh atau 32% dari total konsumsi nasional,” terang Benny.

Menurut data PLN hingga Kuartal III-2015, saat ini jumlah pelanggan rumah tangga listrik PLN mencapai 55,5 juta rumah tangga. Sementara jumlah pelanggan bisnis terhadap listrik PLN mencapai 2,7 juta usaha.

Adapun jumlah konsumen pelaku industri terhadap listrik PLN mencapai 61.000 perusahan. Sampai kuartal III-2015, penjualan listrik PLN mencapai 139 TWh. Tahun ini PLN berharap penjualan listrik bisa mendekati 202 TWH.

Ini dengan asumsi akan ada tambahan penjualan 400 mega watt per hour (MWh) sejak Oktober hingga Desember 2012.

"Dengan adanya kebijakan diskon listrik tengah malam ini, kami berharap target ini bisa tercapai," ujarnya.

Benny menegaskan diskon tarif tidak akan menggerus pendapatan PLN. Sebab kebijakan diskon hanya berlaku untuk kegiatan usaha produktif, terutama industri padat karya yang sangat membutuhkan konsumsi listrik dalam jumlah besar namun dengan harga kompetitif.

Berbeda dengan diskon listrik dikenakan kepada rumah tangga yang lebih banyak untuk kegiatan konsumsi. "Kami yakin dengan kebijakan ini PLN justru memperoleh tambahan pendapatan Rp 330 miliar per bulan," katanya.

Mengacu laporan keuangan di semester I-2015, pendapatan penjualan tenaga listrik PLN sebesar Rp 101,3 triliun atau naik dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang hanya Rp 85,7 triliun. Sayang, pada semester I-2015, PLN mengalami rugi lagi sebesar Rp 10,53 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie