Diskon tarif sewa kapal Wintermar masih panjang



JAKARTA. Harga minyak dunia yang terjun bebas memaksa PT Witermar Offshore Marine Tbk memangkas tarif jasa sewa kapal sejak tahun 2014. Perusahaan pelayaran tersebut memprediksi, tarif jasa mereka baru akan pulih ke harga normal tahun 2017.

Wintermar Offshore perlu pasang strategi diskon tarif demi menggaet minat perusahaan pertambangan yang mengurangi aktivitas eksplorasi. Korting tarif jasa sewa kapal beragam. Untuk jenis kapal yang jumlahnya minim, tarif sewa turun 5%-10%. Sementara untuk jenis kapal yang banyak tersedia, tarif jasa sewa turun sampai 40%.

Hingga kini, permintaan jasa sewa kapal lebih banyak datang untuk kebutuhan produksi. "Kalau kapal yang mendukung kegiatan eksplorasi, mau dikasih pengurangan, tetap enggak ada yang ngebor, sama saja," ujar Sugiman Layanto, Presiden Direktur PT Wintermar Offshore Marine Tbk, Selasa (1/12).


Lantaran belum bisa mengandalkan pemulihan tarif jasa sewa kapal, Wintermar Offshore mengalihkan harapan pada kenaikan tingkat pemakaian alias utilitas kapal tahun depan. Perusahaan berkode WINS di Bursa Efek Indonesia tersebut ingin tingkat utilitas kapal tahun 2016 lebih dari kuartal III-2015 yang sebesar 50%.

Wintermar Offshore berpegang pada kembali bergeliatnya aktivitas pengeboran minyak pada kuartal IV-2015. Pengamatan mereka, sejumlah rig mulai beroperasi lagi di lapangan.

Wintermar Offshore juga mulai mengikuti sejumlah tender pekerjaan yang muncul di kuartal terakhir tahun ini. "Pekerjaannya baru berlangsung tahun depan," kata Sugiman, tanpa menyebutkan target perolehan kontrak baru tahun depan.

Sampai akhir November  2015, Wintermar Offshore mengantongi kontrak pekerjaan senilai US$ 151,5 juta. Untuk kegiatan eksplorasi, rata-rata pekerjaan  untuk jangka waktu enam bulan. Sementara untuk kegiatan pengeboran, rata-rata periode pekerjaan untuk tiga tahun sampai lima tahun.

Tak hanya memburu kontrak baru, Wintermar Offshore juga akan menerapkan dua strategi lain.

Pertama, manajemen perusahaan ini mempertimbangkan menjual 10 armada kapal pada tahun 2016. Tujuan perusahaan tersebut adalah mengurangi jumlah kapal berusia tua dan berukuran kecil. Selanjutnya, mereka ingin lebih fokus mengoperasikan kapal jenis high tier.

Kedua, belanja kapal. Sejauh ini memang belum pasti jumlah kapal yang akan Wintermar Offshore beli. Namun, mereka yakin kondisi ekonomi yang tengah lemah justru menjadi saat tepat untuk belanja kapal. "Kesempatan untuk membeli kapal dengan harga bagus," ujar Sugiman.

Pinjam perbankan

Jika berkaca pada tahun ini, Wintermar Offshore belanja tiga kapal. Kapal pertama berjenis anchor handling tug supply (AHTS) dan sudah masuk garasi pada Juli 2015. Lantas, dua kapal sisanya yakni  kapal utility vessel dan AHTS baru akan masuk garasi pada tahun depan.

Untuk memuluskan aneka strategi tahun 2016 tadi, Wintermar Offshore mengandalkan pendanaan dari International Finance Corporation (IFC), bagian dari World Bank Group. Pada November lalu, perusahaan tersebut mendapatkan komitmen kucuran kredit dari sebuah bank sebesar US$ 10 juta.

Wintermar Offshore akan memakai duit pinjaman perbankan tersebut untuk modal kerja 2016. Mereka masih akan menambahkan dana modal kerja tahun depan dengan sisa dana belanja modal 2015 yang tak terpakai semua. Dari total dana belanja modal US$ 30 juta tahun ini, masih tersisa US$ 13 juta.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri