JAKARTA. Pergerakan harga minyak mentah WTI semakin fluktuatif jelang pertemuan OPEC pekan depan. Mengutip
Bloomberg, Kamis (24/11) pukul 17.27 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange tergelincir 0,06% ke level US$ 47,93 per barel. Namun, dalam sepekan terakhir harganya sudah melambung 4,24%. Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst Asia Tradepoint Futures, mengatakan, harga minyak sempat rebound setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan stok minyak AS turun 1,26 juta barel minggu lalu. Ini jadi penurunan pertama dalam empat pekan terakhir.
Hanya saja, sentimen ini belum cukup kuat. "Sebenarnya pergerakan harga cenderung stagnan karena minim kepastian dari rapat OPEC, tapi tekanan turun memang cukup besar," kata Deddy. Research & Analyst Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menilai, jika OPEC bisa membuat kesepakatan, maka harga minyak bisa tergerus ke US$ 44,70 per barel. Tapi jika sebaliknya, harga minyak bisa terbang ke US$ 51,00 per barel. Hitungan Chris Weston, Chief Market Strategist IG Ltd, bila OPEC gagal bersepakat, harga minyak bisa merosot hingga US$ 40 per barel. "Untuk saat ini penguatan USD juga tidak akan banyak berpengaruh, karena semua fokus ke OPEC," papar Putu. Pemangkasan produksi Spekulasi mengenai hasil rapat OPEC terus berkembang. Terbaru, Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi mengatakan negaranya setuju untuk ikut memangkas produksi minyak sekitar 900.000 barel per hari. Hal berbeda justru diungkapkan Rusia yang enggan memangkas produksi. Padahal Arab Saudi dan 14 negara yang tergabung dalam OPEC berharap, Negeri Beruang Merah ini turut serta. Pasar kini menanti hasil pertemuan Menteri Energi Rusia Alexander Novak dengan delegasi OPEC lainnya pada 28 November 2016 nanti. Untungnya, selain Irak, Menteri Perminyakan Nigeria Emmanuel Ibe Kachikwu juga mengindikasikan optimisme kesepakatan pemangkasan produksi akan tercapai.
Sampai pertemuan OPEC pekan depan, Deddy memperkirakan harga minyak minyak akan bergerak di rentang US$ 47,00-US$ 49,20 per barel. Putu menambahkan, ia optimistis harga minyak akan positif hingga pekan depan. Dari sisi teknikal harian, indikator menunjukkan tarik-menarik harga, dengan indikasi kenaikan terbatas. Harga saat ini bergerak di atas
moving average (MA) 50, 100 dan 200, mendukung kenaikan. Ini sejalan dengan relative strength index (RSI) level 56 dan stochastic level 69 yang terus naik. Tapi garis
moving average convergence divergence (MACD) masih menunjukkan histogram yang bergerak negatif dengan pola
downtrend. Deddy memprediksi harga minyak WTI hari ini (25/11) bergerak di antara US$ 46,82-US$ 48,40 per barel. Sedangkan Putu memprediksi harga minyak bergerak antara US$ 44,70-US$ 51,00 per barel dalam sepekan ke depan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie