GAZA. Pasukan keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar pertemuan darurat pada Minggu (20/7) malam untuk membahas situasi Gaza yang kian memburuk. Apalagi, jumlah korban dari warga sipil yang tewas di Gaza kian meningkat. PBB melakukan pertemuan ini atas permintaan Yordania. Negara ini memang mengajukan permohonan agar PBB segera mengeluarkan resolusi untuk dipertimbangkan kedua belah pihak. Resolusi tersebut mengekspresikan kedukaan yang mendalam atas tingginya jumlah korban sipil yang tewas di Gaza, termasuk di dalamnya anak-anak. Yordania juga meminta untuk segera dilakukan gencatan senjata, termasuk penarikan warga Israel yang menduduki Jalur Gaza secara paksa. Pertarungan darat pertama dalam dua pekan pada Minggu kemarin antara Israel dan Hamas menewaskan 65 warga Palestina dan 13 tentara Israel. Kondisi itu juga memaksa ribuan warga sipil Palestina untuk mencari perlindungan ke negara-negara tetangga mereka. Sekretaris Jenderal PBB Bank Ki-moon menyebut serangan terakhir Israel sebagai sesuatu yang "mengerikan". Dia juga menegaskan akan melakukan sesuatu untuk melindungi warga sipil. Sayangnya, proposal resolusi yang diajukan Yordania tidak didiskusikan. Perwakilan Rwanda di PBB Eugene-Richard Gasana, dalam konferensi pers singkat, hanya mengatakan dibutuhkannya perbaikan situasi kemanusiaan di Palestina dan mendukung upaya Mesir untuk dilakukannya gencatan senjata. Perwakilan Palestina di PBB, duta besar Riyad Mansour mengungkapkan kekecewaannya terkait hal ini. "Kami berharap Dewan Keamanan PBB bisa mengadopsi resolusi untuk menghentikan agresi militer terhadap rakyat kami," jelasnya.
Diskusikan Gaza, PBB gelar rapat darurat
GAZA. Pasukan keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar pertemuan darurat pada Minggu (20/7) malam untuk membahas situasi Gaza yang kian memburuk. Apalagi, jumlah korban dari warga sipil yang tewas di Gaza kian meningkat. PBB melakukan pertemuan ini atas permintaan Yordania. Negara ini memang mengajukan permohonan agar PBB segera mengeluarkan resolusi untuk dipertimbangkan kedua belah pihak. Resolusi tersebut mengekspresikan kedukaan yang mendalam atas tingginya jumlah korban sipil yang tewas di Gaza, termasuk di dalamnya anak-anak. Yordania juga meminta untuk segera dilakukan gencatan senjata, termasuk penarikan warga Israel yang menduduki Jalur Gaza secara paksa. Pertarungan darat pertama dalam dua pekan pada Minggu kemarin antara Israel dan Hamas menewaskan 65 warga Palestina dan 13 tentara Israel. Kondisi itu juga memaksa ribuan warga sipil Palestina untuk mencari perlindungan ke negara-negara tetangga mereka. Sekretaris Jenderal PBB Bank Ki-moon menyebut serangan terakhir Israel sebagai sesuatu yang "mengerikan". Dia juga menegaskan akan melakukan sesuatu untuk melindungi warga sipil. Sayangnya, proposal resolusi yang diajukan Yordania tidak didiskusikan. Perwakilan Rwanda di PBB Eugene-Richard Gasana, dalam konferensi pers singkat, hanya mengatakan dibutuhkannya perbaikan situasi kemanusiaan di Palestina dan mendukung upaya Mesir untuk dilakukannya gencatan senjata. Perwakilan Palestina di PBB, duta besar Riyad Mansour mengungkapkan kekecewaannya terkait hal ini. "Kami berharap Dewan Keamanan PBB bisa mengadopsi resolusi untuk menghentikan agresi militer terhadap rakyat kami," jelasnya.