Dismenore, sakit perut saat haid karena kontraksi rahim



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dismenore adalah istilah medis yang dipakai untuk menjelaskan sakit perut saat haid. Saat menstruasi, rahim atau uterus berkontraksi lebih kuat daripada biasanya. Hal itu dipicu karena adanya bahan kimia yang bernama prostaglandin.

Kontraksi rahim yang kuat dapat menekan pembuluh darahdi sekitarnya sehingga jaringan otot kesulitan untuk mendapat oksigen. Kondisi itulah yang menyebabkan munculnya rasa nyeri saat menstruasi. Biasanya, nyeri tak hanya terasa di perut, tapi juga bisa menjalar ke bagian pinggul dan pinggang.

Mengutip dari Cleveland Clinic (my.clevelandclinic.org), ada dua jenis dismenore, yaitu primary dysmenorrhea dan secondary dysmenorrhea. Primary dysmenorrhea adalah rasa sakit yang umum terjadi. Sedangkan secondary dysmenorrhea terjadi karena gangguan kesehatan organ reproduksi.

Primary Dysmenorrhea


Seperti yang telah dikatakan, primary dysmenorrhea adalah nyeri haid yang biasa dialami oleh wanita dan bisa terjadi berulang kali. Kondisi tersebut tidak berhubungan dengan masalah pada organ reproduksi Anda.

Rasa nyeri biasanya muncul satu higga dua hari sebelum Anda mengeluarkan darah haid. Nyeri haid akan terasa di perut bagian bawah, paha, dan pinggang. Selain itu, Anda pun dapat mengalami mual, muntah, dan diare karena kondisi tersebut.

Baca Juga: Sebaiknya Anda hindari, berikut 5 larangan saat haid

Secondary Dysmenorrhea

Sama seperi primary dysmenorrhea, secondary dysmenorrhea juga mengakibatkan mual, muntah, dan rasa sakit. Namun, rasa sakit akibat secondary dysmenorrhea berlangsung lebih lama daripada nyeri haid biasa.

Cleveland Clinic menyebutkan ada beberapa kondisi yang berkaitan dengan secondary dysmenorrhea. Pertama, endometriosis atau kondisi di mana jaringan yang seharusnya tumbuh dalam rahim justru berada di luar rahim.

Baca Juga: Waspada, inilah 4 penyebab darah haid hitam

Kedua, kondisi di mana jaringan dalam rahim justru tumbuh dalam otot rahim atau disebut dengan istilah adenomiosis. Adeniomiosis menyebabkan ukuran rahim melebihi batas normal sehingga menimbulkan rasa sakit dan pendarahan.

Selain dua kondisi tersebut, masih ada hal lain yang mengakibatkan secondary dysmenorrhea. Mulai dari fibroid atau tumor jinak, pelvic inflammatory disease atau PID, dan stenosis serviks. Untuk mengatasi secondary dysmenorrhea, ada beberapa hal yang bisa Anda coba,

Mulai dari minum obat-obatan yang diresepkan dokter, menghindari kafein dan alkohol berlebih, dan mengistirahatkan tubuh. Anda bisa mengurangi nyeri haid dengan memakai kompres hangat di perut Anda. Selain itu, cobalah yoga atau kegiatan relaksasi lain untuk mengurangi rasa nyeri.

Selanjutnya: 4 Penyebab kram perut bawah yang bisa dialami wanit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News