JAKARTA. Meski rencana mengembangkan kawasan wisata baru di luar Jakarta belum kunjung terealisasi, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) tidak habis akal. Perusahaan ini terus berburu lokasi lain untuk kepentingan ekspansi bisnis. Gatot Setyowaluyo, Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol menjelaskan rencana ekspansi ke luar Jakarta, salah satunya ke Solo, masih terganjal perizinan. "Kami sedang mengkaji kerjasama dengan pemerintah daerah. Banyak aturan yang harus dipenuhi secara legalitas," terangnya dalam paparan publik, Senin (10/11). Nah, PJAA kini sedang menjajaki kerjasama dengan swasta untuk membangun kawasan wisata baru di Jimbaran, Bali. Luas lahannya mencapai 200 hektare (ha) yang bakal dipakai untuk rekreasi dan properti.
Sayang, Gatot enggan membocorkan siapa yang akan menjadi mitra PJAA. Dia juga belum bisa memastikan kapan proyek ini bisa terlaksana. Yang jelas, PJAA berniat menggandeng operator taman hiburan dari Amerika Serikat (AS) atau membeli hak patennya. "Bisa Universal Studio, Disneyland, atau Warner Bros," sebut Gatot. Di Ancol, Jakarta Utara, PJAA juga tidak berhenti memperluas lahan bisnis. Perusahaan ini akan mereklamasi empat pulau dari 17 pulau yang ditawarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yaitu pulau I seluas 405 ha, pulau J seluas 316 ha, pulau K seluas 32 ha, dan pulau L seluas 447 ha. Kelak di masing-masing pulau akan berdiri kawasan wisata serta properti. Saat ini PJAA sudah mulai menguruk pulau K dan pulau L, masing-masing diharapkan selesai pada 2015 dan 2018. Setelah itu PJAA mau langsung tancap gas membangun wahana Dufan Ocean di atas pulau K. Untuk mereklamasi saja, Gatot memperkirakan butuh dana senilai Rp 20 triliun-Rp 25 triliun. Sebagai salah satu sumber pendanaan, Jaya Ancol akan menerima suntikan modal pemerintah sebesar Rp 1,5 triliun pada 2015. Genjot bisnis rekreasi Hingga kini, bisnis rekreasi masih menjadi tulang punggung Jaya Ancol. Gatot bilang, bisnis rekreasi menyumbang 60%-70% pendapatan PJAA, sisanya dari properti serta perdagangan dan jasa. Jaya Ancol pun sudah menyiapkan rencana strategis untuk mengembangkan bisnis rekreasi selama 2015 hingga 2020, antara lain membangun Indoor Dunia Fantasi, New Hotel Putri Duyung Ancol, serta Dufan Ocean. Perusahaan ini optimistis mampu mendatangkan 18 juta pengunjung sepanjang 2015. Target tersebut meningkat dari target 16,5 juta pengunjung di 2014. Sampai dengan sembilan bulan pertama 2014, Jaya Ancol sudah menyedot 13,6 juta pengunjung.
Meski begitu perusahaan milik Pemprov DKI Jakarta ini tidak melupakan bisnis properti. Selama 2015 hingga 2020, perusahaan ini akan mengembangkan sejumlah proyek properti yaitu Northland, Jaya Ancol Seafront, Ocean Breeze, dan Coasta Villa. Proyek tersebut diharapkan mampu mendongkrak pendapatan Jaya Ancol sebesar 18% pada 2015. Adapun target laba 2014 adalah Rp 1,2 triliun-Rp 1,3 triliun. Untuk mendukung rencana ekspansi bisnis ini, Jaya Ancol siap menggelontorkan belanja modal senilai Rp 1,2 triliun tahun depan. Perinciannya, belanja modal sebanyak Rp 400 miliar untuk bisnis properti dan sisanya untuk reklamasi serta pembangunan New Hotel Putri Duyung Ancol. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon