KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pergerakan harga komoditas yang volatile, komoditas mata uang mampu bergerak mengungguli dolar Amerika Serikat (AS). Namun diperkirakan pergerakannya masih akan dinamis. Berdasarkan data Trading Economics pada Kamis (29/8) pukul 19.04 WIB, pairing NZDUSD terpantau menguat 2,20% dalam sepekan terahir. Lalu pairing USDCHF melemah 0,90% dan USDCAD melemah 1,06% dalam sepakan. Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo mengatakan bahwa penguatan mata uang komoditas memang didukung ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed. Namun di sisi lain, masing-masing pairs itu juga didukung oleh data ekonominya yang lebih baik.
Misalnya USDCHF, yang mana kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi telah mendorong investor untuk mengadopsi strategi flight-to-safety. Selain itu, tingkat inflasi tahunan Swiss berada di 1,3% pada Juli 2024, tidak berubah dari bulan sebelumnya dan sejalan dengan ekspektasi pasar. Baca Juga: Antisipasi Penurunan Greenback, Perusahaan AS Mulai Lakukan Lindung Nilai "Ini memperkuat ekspektasi pemotongan suku bunga ketiga berturut-turut oleh Bank Nasional Swiss pada bulan September," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (29/8). Lalu untuk NZDUSD, Selandia Baru telah memulai pelonggaran moneternya lebih awal dibandingkan dengan bank-bank global lainnya dan telah mengurangi biaya pinjaman pada kedua keputusan tahun ini. Sementara untuk USDCAD, urgensi dalam retorika Powell cukup untuk mengimbangi ekspektasi dovish terhadap Bank Kanada, yang telah memulai siklus pemotongannya untuk mengatasi kekhawatiran pertumbuhan dan pasar tenaga kerja yang moderat di dalam negeri. Baca Juga: RAPBN 2025: DPR dan Pemerintah Sepakati Asumsi Kurs Rupiah Rp 16.000 Per Dolar AS