KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbaikan kondisi perekonomian Inggris dalam sepekan terakhir telah memberi katalis positif bagi pergerakan poundsterling. Meski dollar Amerika Serikat (AS) diuntungkan kenaikan suku bunga acuan, the greenback malah terpuruk di hadapan poundsterling. Mengutip Bloomberg, Kamis (14/12) pukul 20.20 WIB, pasangan GBP/USD tercatat menguat 0,10% ke level 1.3434. Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures mengungkapkan, ada beberapa faktor negatif yang menekan posisi dollar AS. Sentimen pertama datang dari sikap prihatin The Fed terhadap inflasi yang masih berada di bawah target. Kemudian The Fed juga masih menperkirakan kenaikan suku bunga tiga kali di tahun 2018 dan 2019. Padahal banyak ekonom memperkirakan kenaikan suku bunga akan lebih tinggi. "Kemudian terakhir penurunan US treasury. Ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pidato hawkish The Fed," terangnya.
Sementara itu Inggris masih ditopang oleh serangkaian data positif. Seperti data ketenaga kerjaan yang dipublikasikan oleh Office for National Statistics (ONS). Pendapatan rata-rata di Inggris meningkat dari 2,3% menjadi 2,5% di bulan Oktober. Kemudian inflasi bulan Oktober Inggris juga telah mencapai level 3,1%.