Disokong inflasi, pelemahan rupiah menipis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah melemah tipis di hadapan dollar AS, menyusul lolosnya RUU Pajak Amerika Serikat di meja Senat pada Sabtu (2/12) lalu. Namun, tekanan terhadap mata uang garuda mereda, karena sokongan data inflasi domestik.

Mengutip Bloomberg, Senin (4/12), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah tipis 0,03% ke level Rp 13.527 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatatkan, rupiah tertekan 0,10% ke level Rp 13.527 per dollar AS.

Di sisi lain, indeks dollar AS diperdagangkan menguat di 93,27 pukul 17.33 WIB dari sesi sebelumnya di 92,88.


Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menyebut, kurs rupiah sejatinya relatif flat. Ini menjadi sentimen positif karena menunjukkan dalam jangka pendek rupiah tidak terimbas signifikan oleh sentimen reformasi pajak AS. 

Menurutnya, rupiah dipengaruhi data inflasi domestik. "Inflasi November ini lebih rendah dari ekspektasi pasar di level 0,3%, tetap dalam koridor yang sehat, karena semakin tinggi inflasi akan berdampak negatif karena daya beli masyarakat artinya turun," kata Putu, Senin (4/12).

Menurutnya, batas inflasi sehat acuan Bank Indonesia berada di kisaran 4%-5%, dan bila melampaui garis ini, maka menjadi indikator daya beli telah turun.

Sedangkan dari sisi AS, setidaknya terdapat beberapa tahap rumit yang harus dilewati sebelum Presiden AS dapat menjadikan rancangan tersebut menjadi undang-undang. "Masih ada rekonsiliasi Senat dengan DPR, karena RUU mereka berbeda, kemudian dikembalikan ke kongres untuk voting dan baru ke Presiden," katanya.

Proses ini tak memiliki tanggal maupun jadwal rapat yang pasti, namun sejumlah anggota parlemen AS mengharapkan bakal selesai sebelum Natal. Maka rupiah bisa menguat hingga tanggal tersebut. Namun, bila reformasi pajak tersebut akhirnya lolos ke tangan Presiden, Putu memprediksi, dollar AS bakal melaju kencang dan rupiah tahun depan berpotensi kembali ke level Rp 13.600 per dollar AS.

Perkiaan Putu, desok (5/12), kurs rupiah berpotensi menguat mengikuti sentimen inflasi dalam negeri dan bakal berada di rentang Rp 13.490-Rp 13.550 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini