Disokong investor domestik, obligasi bisa rebound



JAKARTA. Akhir pekan lalu (27/4), harga obligasi pemerintah turun signifikan pasca pemangkasan peringkat utang Spanyol oleh S&P. Harga obligasi seri benchmark bertenor 20 tahun (FR0058) tergerus menjadi 116,45, dibanding hari sebelumnya pada level 117. Sementara, yield melonjak menjadi 6,74% dari sebelumnya 6,69%.Tak hanya itu, di periode yang sama, harga obligasi seri FR0061 bertenor 10 tahun juga turun menjadi 108,25, dari 109 di hari sebelumnya.Dealer Fixed Income Bank Rakyat Indonesia (BRI) Muhammad Ikhsan menilai, ikut terkoreksinya harga obligasi dalam negeri akibat imbas dari yield Spanyol yang terus mendaki, sebagai hal yang wajar. "Mengingat keduanya merupakan aset berisiko yang dihindari investor saat pasar sedang terkena sentimen negatif," ujarnya, Senin (30/4).CDS naik signifikanSelain imbas dari Spanyol, Ikhsan bilang, penurunan harga obligasi pemerintah berdenominasi rupiah juga disebabkan level Credit Default Swap (CDS) sebagai acuan risiko berinvestasi, yang terus naik.CDS bertenor 5 tahun melesat 605 basis poin (bps) pada penutupan Jumat (27/4), dari 171,06 pada hari sebelumnya. Begitu juga dengan CDS bertenor 10 tahun yang melonjak 787 bps menjadi 230,54, dari 222,67.Ikhsan menyebut, lonjakan CDS Indonesia kali ini bukan karena pengaruh sentimen negatif global, tetapi lebih karena penurunan harga pada obligasi Indonesia seri INDON.

Harga seri INDON turun, akibat maraknya penerbitan obligasi berdenominasi dollar AS oleh pemerintah dan pihak swasta, sehingga suplai obligasi berbasis dollar membanjir. Ambil contoh, INDON 42 yang sampai penutupan pekan lalu turun sampai ke level 102,25, dari posisi 104,25 pada Senin (20/4).Sebagai informasi, selain pemerintah yang baru-baru ini merilis global bond, korporasi pun meluncurkan global bond seperti PT Pertamina dan Bank Exim.Adapun, untuk sepekan ini, Ikhsan memprediksi, harga obligasi pemerintah akan berusaha rebound. Peluang penguatan itu seiring meningkatnya pertahanan pasar obligasi karena aksi beli dari investor domestik. "Belakangan ini, investor dari reksadana, dana pensiun dan asuransi mulai masuk ke SUN bertenor panjang," sebutnya.Dia memprediksi, yield seri benchmark FR0058 akan berada pada level resistance di 6,8%, dengan support di 7,37%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini