KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha batubara optimistis ekspor batubara meningkat
pada semester II 2024. Selain karena memasuki musim dingin, ekspor batubara juga akan ditopang oleh permintaan dari China dan India yang berpotensi meningkat dari sebelumnya. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai ekspor batubara semester II masih akan positif. Plt Direktur Eksekutif APBI/ICMA Gita Mahyarani mengatakan, prospek ekspor batubara untuk kenaikan di semester II masih ada estimasinya di 5-10%.
Selain itu, harga batubara pun masih bisa naik tentunya seiring dengan permintaan. Prospek musiman akan berdampak positif sehingga akan mengerek harga batubara hingga akhir tahun ini.
"Permintaan dari China dan India masih positif, apalagi China menjelang musim dingin nantinya akan semakin meningkat," kata Gita kepada Kontan, Kamis (18/7).
Gita menambahkan, secara
week on week sudah mulai meningkat ekspor di China. Secara umum, permintaan China dan India untuk batubara dari Indonesia masih ada potensi lebih tinggi dari tahun sebelumnya. "Periode Januari - Mei, permintaan batubara oleh India lebih dari +10 juta YoY, China flat. Ke depan India akan balik dari monsoon di Agustus. China masuk winter. Jadi kita masih optimis," ungkapnya.
Emiten produsen batubara terbesar di Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tetap optimistis untuk mengalokasikan batubara 70% untuk ekspor dan 30% untuk domestik, termasuk DMO.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, kurva harga ke depan menunjukkan bahwa harga dapat naik sekitar 10% dari level sekarang.
"Saat ini, kami terus mencermati perkembangan pasar Asia, terutama China & India," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (18/7).
Baca Juga: DOID Bakal Diversifikasi dan Reduksi Ketergantungan Batubara Thermal Hingga 50% Sementara itu, Kontan mencatat PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan kinerja positif untuk ekspor batubara sepanjang kuartal I 2024.
Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk Niko Chandra mengatakan, penjualan ekspor PTBA selama tiga bulan pertama tahun ini mencapai 3,8 juta ton.
Jumlah ini naik 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pasar ekspor PTBA semakin beragam. Terdapat peningkatan ekspor ke sejumlah negara, di antaranya India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, dan Kamboja," ujar Niko kepada Kontan.
Adapun, dalam keterangan resminya, PT Indika Energy Tbk (INDY) menyampaikan anak usahanya PT Kideco Jaya Agung melakukan penjualan batubara sebesar 7,2 juta ton pada kuartal I-2024.
Kideco menjual 2,7 juta ton atau 37% dari volume penjualan batubara ke pasar domestik dan 4,6 juta ton atau 63% dari volume penjualan ke pasar ekspor, seperti di China 34%, Korea 7%, India 9%, Taiwan 2%, Asia Tenggara 7%, dan Jepang 4%
. Baca Juga: BPS Ungkap Penyebab Ekspor Batubara, Besi dan Baja Turun Pada Juni 2024 Sebelumnya,
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan volume ekspor batu bara RI mencapai 32,66 juta ton pada Juni 2024. Angka ini turun 3,06% dibandingkan capaian Mei yang sebesar 33,69 juta ton.Sementara untuk nilai ekspor batu bara RI sebesar US$ 2,49 miliar pada Juni 2024. Nilai ini turun 0,36% secara bulanan dibandingkan capaian Mei 2024 sebesar US$ 2,5 miliar. Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, kinerja ekspor batu bara yang menurun ini disebabkan oleh berkurangnya penggunaan batu bara di beberapa negara sebagai sumber energi.
Batu bara menurun secara bulanan disebabkan oleh penurunan volume dan harga. Sedangkan secara tahunan penurunan lebih disebabkan oleh penurunan harga. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih