KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Harum Energy Tbk (HRUM) diyakini bakal lebih atraktif. Selain ditopang oleh segmen batubara, prospek HRUM juga disokong oleh ekspansinya ke segmen nikel. Analis BRIDanareksa Sekuritas Hasan Barakwan meyakini HRUM akan mencatat kinerja yang solid di 2022. Kinerja HRUM akan terdorong harga nikel yang solid, sehingga akan meningkatkan pendapatan dari Infei Metal Industry setelah mulai berproduksi pada kuartal kedua 2022. Hasan memperkirakan produksi
nickel pig iron (NPI) Infei Metal Industry mencapai 18.000 ton pada 2022. Sebagai kilas balik, pada Desember 2021, HRUM melalui anak perusahaannya, PT Tanito Harum Nickel, menambah kepemilikannya di PT Infei Metal Industry, yang bergerak dalam bidang pemurnian nikel (
smelter).
Tanito Harum Nickel telah melakukan pembelian 252.838 lembar saham baru atau 9,8% dari jumlah saham yang dikeluarkan Infei Metal Industry dengan nilai pembelian US$ 27,44 juta. Sehingga, kepemilikan Tanito Harum Nickel di tubuh Infei Metal Industry menjadi 49%.
Baca Juga: Penjualan Diproyeksi Naik, Simak Rekomendasi Saham Emiten Semen “Menurut kami, tahun ini akan menandai awal dari transformasi pendapatan HRUM di segmen nikel,” tulis Hasan dalam riset, Rabu (26/1). Selain dari Infei Metal, kinerja HRUM di segmen nikel juga akan didorong oleh kepemilikan HRUM di PT Position (POS). Hasan memperkirakan POS akan mencatat volume penjualan bijih nikel sebesar 4,2 juta ton pada tahun ini dan akan menghasilkan pendapatan sebesar US$ 189 juta. Hal ini akan memuluskan transformasi pendapatan HRUM dari segmen batubara, dari semula 100% pada 2021 menjadi 60% pada 2022. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengatakan, meskipun HRUM telah mengumumkan akan melakukan diversifikasi bisnis ke sektor nikel, pendapatan dari sektor batubara diperkirakan masih akan mendominasi
topline HRUM selama beberapa tahun ke depan. Dessy memperkirakan prospek bisnis batubara HRUM masih akan positif pada 2022, salah satunya akibat larangan ekspor batubara oleh pemerintah RI pada Januari 2022 yang turut menekan suplai global serta mendorong kenaikan harga batubara global.
Baca Juga: Samuel Sekuritas Rekomendasikan Buy Saham TAPG, Ini Penjelasannya Samuel Sekuritas memproyeksikan rata-rata harga batubara global pada 2022 sampai 2024 di angka US$ 130, US$ 115, dan US$ 95 per ton. Dessy merekomendasikan beli saham HRUM dengan target harga Rp 13.600. “Prospek cerah bisnis batubara dan nikel HRUM diperkirakan dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan sahamnya di bursa,” tulis Dessy dalam riset, Rabu (2/1).
Hasan juga menyematkan rekomendasi beli saham HRUM dengan target harga Rp 12.800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi