JAKARTA. Hariadi (33) salah satu sopir pengantar cabai menuturkan, abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud cukup menggangu aktivitas mendistribusikan cabai dari kawasan Blitar menuju Jakarta. Bagaimana tidak, ketebalan debu yang membuat jarak pandang melihat jalan menjadi berkurang. "Biasa jangkauan mata hingga 300 meter, tapi kemarin melihat sejauh 30 meter saja susah. Padahal sudah pakai lampu jauh (beem) truk," kata sopir truk bernopol AG 8195 UL itu, Senin(17/2/2014). Oleh karenanya, ia pun terpaksa mesti menurunkan laju kendarannya sekitar 30-40 km/ jam.
Distribusi cabai ke Jakarta terganggu abu kelud
JAKARTA. Hariadi (33) salah satu sopir pengantar cabai menuturkan, abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud cukup menggangu aktivitas mendistribusikan cabai dari kawasan Blitar menuju Jakarta. Bagaimana tidak, ketebalan debu yang membuat jarak pandang melihat jalan menjadi berkurang. "Biasa jangkauan mata hingga 300 meter, tapi kemarin melihat sejauh 30 meter saja susah. Padahal sudah pakai lampu jauh (beem) truk," kata sopir truk bernopol AG 8195 UL itu, Senin(17/2/2014). Oleh karenanya, ia pun terpaksa mesti menurunkan laju kendarannya sekitar 30-40 km/ jam.