KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang semester I-2021, PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (
DIVA) telah menyerap belanja modal atawa
capital expenditure (capex) sebesar Rp 5 miliar. Asal tahu saja, di tahun ini, DIVA menganggarkan capex sebesar Rp 30 miliar. Direktur DIVA Dian Kurniadi menjelaskan, sebagian besar besar capex di tahun 2021 dialokasikan perusahaan untuk penguatan infrastruktur bidang IT dan teknologi. "Tahun ini kami targetkan pendapatan akan tumbuh 40% dibandingkan tahun lalu. Kami optimis bisa mencapainya sebab sepanjang semester pertama, kami sudah terhubung ke 27.700 outlet aktif baru. Sehingga jumlah mitra UKM melonjak 111% yoy menjadi 53.600 outlet di semester I-2021, dari sebelumnya 25.400 outlet," jelas dia kepada Kontan.co.id, Rabu (26/8).
Mengenai strategi, Distribusi Voucher Nusantara juga menambah saluran untuk menjual produk digital DIVA dan menjalankan inisiatif
digisluster guna memperluas bisnis dengan margin tinggi, seperti digital jasa keuangan, logistik dan periklanan.
Baca Juga: Distribusi Voucher Nusantara (DIVA) sebut efek penerapan pajak pulsa berjangka pendek Dian menyebutkan, perusahaan menyaksikan dampak
trickle-down dari inisiatif tersebut akan lebih nyata pada tahun 2022 dan seterusnya. Dia bilang, DIVA juga menjalankan beberapa proyek pada semester kedua. Di antaranya adalah, proyek bersama Transjakarta yang punya potensi stasiun mencapai 250 titik, kereta commuter dengan potensi sebanyak 80 stasiun di Jabodetabek, pelabuhan,
service parking, dan di jalan tol. "Berbicara peluang hingga akhir tahun ini, kami masih melihat potensi populasi penduduk sebesar 260juta lebih dan UMKM sebesar 60juta di Indonesia yang sangat besat besar merupakan pangsa pasar potensial bagi DIVA. Tak hanya itu, ada pula potensi lada solusi layanan keuangan dan
branchless banking di sektor UMKM bekerja sama dengan pihak perbankan dan institusi keuangan yang berorientasi digital," kata dia. Dian menambahkan, potensi juga dilihat pada
micro drop points untuk solusi logistik guna menjangkau
grass root (rural areas) dengan memanfaatkan akses UMKM yang luas. Lalu ada bisnis periklanan di jaringan mitra UKM yang memiliki dampak keputusan membeli langsung di toko, hingga bersinergi dengan ekosistem dari grup MCAS dan Kejora untuk memperkuat ekosistem dan infrastruktur digital yang dimiliki.
Terakhir, perusahaan fokus pada pengembangan bisnis di bidang POS (
point of sale) dan
supply chain lewat entitas anak Pawoon. "Sementara itu, tantangan yang kami hadapi hingga akhir tahun masih berkisar pada wabah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia. Namun, kami yakin kondisi akan membaik seiring berjalannya vaksin," pungkas Dian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari