JAKARTA. Dalam merealisasikan impor dan mendistribusikan gula kristal putih (GKP) ke sejumlah daerah pada awal tahun 2010 lalu, Perum Bulog mengaku sudah mengantongi keuntungan senilai Rp 15,6 miliar. Direktur Utama Perum Bulog, Soateryo Ali Moeso menegaskan, Kementerian Perdagangan (Kemdag) memerintahkan Bulog untuk mengimpor gula karena minimnya pasokan gula dari produsen gula di dalam negeri. “Siapa bilang kita rugi, kami untung kok,” jelas Soetarto di Jakarta, Jumat (8/10). Pada awal tahun, distribusi gula dari perum Bulog sempat mengalami masalah karena harus menghadapi rembesan gula rafinasi. Nyatanya, penjualan gula Bulog tersebut memberikan keuntungan sehingga pemerintah kembali mempercayakan Bulog untuk mendistribusikan gula impor lagi di tahun 2011.Untuk jatah impor yang akan direalisasikan Bulog pada awal tahun 2011 sebesar 60 ribu ton, akan ditenderkan dalam waktu dekat. Pemasok gula diperkirakan dari Thailand, Australia dan India. “Kami sedang sesuaikan waktunya agar mendapatkan harga yang sesuai,” jelas Soetarto.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Distribusikan GKP 2010, Bulog untung Rp 15,6 M
JAKARTA. Dalam merealisasikan impor dan mendistribusikan gula kristal putih (GKP) ke sejumlah daerah pada awal tahun 2010 lalu, Perum Bulog mengaku sudah mengantongi keuntungan senilai Rp 15,6 miliar. Direktur Utama Perum Bulog, Soateryo Ali Moeso menegaskan, Kementerian Perdagangan (Kemdag) memerintahkan Bulog untuk mengimpor gula karena minimnya pasokan gula dari produsen gula di dalam negeri. “Siapa bilang kita rugi, kami untung kok,” jelas Soetarto di Jakarta, Jumat (8/10). Pada awal tahun, distribusi gula dari perum Bulog sempat mengalami masalah karena harus menghadapi rembesan gula rafinasi. Nyatanya, penjualan gula Bulog tersebut memberikan keuntungan sehingga pemerintah kembali mempercayakan Bulog untuk mendistribusikan gula impor lagi di tahun 2011.Untuk jatah impor yang akan direalisasikan Bulog pada awal tahun 2011 sebesar 60 ribu ton, akan ditenderkan dalam waktu dekat. Pemasok gula diperkirakan dari Thailand, Australia dan India. “Kami sedang sesuaikan waktunya agar mendapatkan harga yang sesuai,” jelas Soetarto.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News