KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah segera menawarkan Sukuk Ritel seri SR020 dalam waktu dekat. Masa penawaran SR020 dijadwalkan bakal berlangsung saat bulan Ramadan. Sesuai kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel tahun 2024, SR020 akan ditawarkan mulai 4 Maret hingga 27 Maret 2024 (tentative). Ini penawaran produk SBN Ritel kedua di tahun 2024, setelah ORI025 yang baru saja berakhir hari ini, Kamis (22/2). Seperti diketahui, Pemerintah berencana menerbitkan 8 seri SBN ritel di tahun 2024. Kedelapan SBN ritel tersebut adalah ORI025, SR020, ST012, SBR013, SWR005, SR021, ORI026, serta ST013.
Terkhusus SR020, rencananya masih ditawarkan dalam bentuk dua pilihan jangka waktu investasi (dual tranches) yakni seri tenor 3 tahun dan tenor 5 tahun. Produk ini dapat diperjualbelikan di pasar sekunder atau bersifat tradable. Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan meyakini penawaran seri SR020 akan mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Meskipun penawaran berlangsung pada saat puasa dan menjelang lebaran, ketika masyarakat membutuhkan dan memiliki likuiditas yang lebih besar dari biasanya. Baca Juga:
Berakhir Hari Ini, Total Penjualan ORI025 Sebesar Rp 23,9 Triliun “Sukuk ritel hadir sebagai alternatif investasi terutama untuk investor yang memiliki preferensi terhadap instrumen investasi syariah,” ucap Deni kepada Kontan.co.id, Kamis (22/2). Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto melihat, penawaran SR020 nampaknya masih akan jadi pilihan investasi bagi investor ritel. SR020 dinilai merupakan penawaran investasi yang menarik saat bulan Ramadan. Ramdhan menilai, faktor bulan puasa dan Lebaran semestinya tidak akan membatasi penjualan SR020. Secara historis, investor tetap akan menggemari produk surat utang ritel walaupun mungkin masyarakat bakal menahan pengeluaran. Menurut dia, SR020 bisa menghimpun penjualan di atas Rp 15 triliun dan berpotensi mendekati catatan penjualan ORI025 sebesar Rp 23,9 triliun. Sebab, SR020 memiliki cakupan pasar yang sama luasnya seperti ORI sebagai produk SBN konvensional. “Karakter SR020 hampir sama dengan ORI025, jadi menurut saya penjualan masih akan menuju ke atas Rp 15 triliun,” ungkap Ramdhan saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (22/2). Oleh karena itu pula, Ramdhan memproyeksi besaran kupon SR020 nantinya tidak akan jauh berbeda dengan ORI025 yang masing-masing tenor sebesar 6,25% dan 6,4%. Di mana, DJPPR bakal menentukan besaran kupon SR020 pada pekan depan atau tepatnya 27 Februari 2024. Ramdhan menjelaskan, perkiraan besaran kupon tersebut karena melihat kondisi pasar surat utang saat ini tidak begitu banyak berubah. Hal itu seiring The Fed kembali mempertegas pemangkasan suku bunga tidak akan terjadi pada Maret, melainkan berpotensi baru terjadi di bulan Juni.
Baca Juga: Pemerintah Pasang Target Indikatif Rp 12 Triliun pada Lelang Sukuk, Selasa (23/1) Adapun suku bunga global ataupun domestik dipandang sebagai faktor utama yang akan memengaruhi penerbitan SBN Ritel di sepanjang tahun 2024. Kemudian inflasi global yang sudah stabil yang bisa mendorong perekonomian. Serta, semakin luasnya pendalaman investor SBN ritel di Indonesia. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Ramdhan memperkirakan nilai penerbitan SBN ritel tahun ini bakal sedikit lebih tinggi daripada tahun lalu. Sebagai informasi, DJPPR Kemenkeu mencatat nilai hasil penerbitan SBN Ritel sepanjang 2023 sebesar Rp 147,42 triliun. “Perkiraan tidak akan jauh berbeda, paling bedanya 5% hingga 10% karena pasar lebih stabil. Apalagi setelah pemliu ekonomi diharapkan tumbuh dan cost of fund bakal lebih rendah,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari